Arus globalisasi sudah tidak bisa terhindarkan lagi di tengah masyarakat. Globalisasi telah mempengaruhi segala aspek kehidupan, mulai dari ilmu pengetahuan, teknologi, sosial hingga kebudayaan. Seiring berjalannya waktu, pengaruh-pengaruh tersebut membawa dampak positif maupun negatif. 

Mau tidak mau, masyarakat harus mengikuti perkembangan globalisasi agar tidak terjebak dalam pengaruh yang negatif. Akan tetapi di sisi lain tidak mudah bagi masyarakat Indonesia mengikuti arus perkembangan global, karena Indonesia memiliki latar belakang budaya yang beragam.

“Tidak mudah bagi masyarakat kita untuk mengikuti perkembangan global. Karena negara kita penuh keragaman. Hal itu perlu diambil pemetaan terlebih dahulu. Daerah mana yang memang bisa dengan cepat mengikuti pertumbuhan global, dan daerah mana yang mungkin belum bisa mengikutinya,” ujar anggota Komisi X DPR RI, Ferdiansyah, S.E M.M saat menjadi pembicara dalam kegiatan Finalisasi Pedoman Wawasan Kebinekaan Global yang diselenggarakan oleh Direktorat Sekolah Dasar Kemendikbud di Bekasi, Selasa, 1 Desember 2020.

Ferdiansyah melanjutkan, agar perkembangan globalisasi ini tidak menggerus budaya Indonesia diperlukan edukasi mengenai wawasan global, namun tidak menghilangkan kebinekaan. Oleh karena itu pemerintah bersama DPR akan mendorong adanya filter terhadap edukasi globalisasi, termasuk Pedoman Wawasan Kebinekaan Global yang disusun oleh Direktorat Sekolah Dasar.

”Arus globalisasi ini jika tidak kita saring akan sangat mengkhawatirkan karena bisa menggeser kebudayaan kita. Adanya pergeseran secara perlahan tapi pasti ini akan mengubah kebiasaan dan akhirnya menjadi kebudayaan di Indonesia yang kurang baik. Oleh karena itu harus ada filterisasi khususnya bagi anak-anak di satuan pendidikan SD,” imbuhnya.

Anggota DPR yang membidangi Pendidikan ini mengungkapkan, agar masyarakat Indonesia terhindar dari kesalahpahaman arus globalisasi maka pelatihan dan sosialiasi wawasan kebinekaan global bagi guru, masyarakat dan peserta didik harus digencarkan.

”Pendidikan jenjang Sekolah Dasar ini masih dalam tahap fundamental, maka harus ada pelatihan-pelatihan secara masif tentang wawasan kebinekaan global. Tentunya tetap dalam rangka penanaman budaya-budaya, keimanan serta ketaqwaan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing,” katanya.

Sementara itu, dalam rangka mempersiapkan Pedoman Wawasan Kebinekaan Global yang mudah dan tepat untuk disampaikan kepada satuan Pendidikan, Direktorat Sekolah Dasar menggelar rapat finalisasi yang dilaksanakan pada Senin, 30 November hingga Kamis, 3 Desember 2020 di Bekasi.

”Dalam finalisasi ini kita menyempurnakan bagaimana informasi-informasi yang dikemas terkait Wawasan Kebinekaan Global agar lebih mudah disampaikan dan diterima para guru, masyarakat dan peserta didik,” kata Dr. Khairullah, M.Pd., Koordinator Fungsi Peserta Didik Direktorat Sekolah Dasar.

Khairullah melanjutkan, melalui pemahaman yang tepat dan bijak dalam menghadapi dan menerima era globalisasi, maka para peserta didik sekolah dasar sebagai generasi emas diharapkan bisa memiliki wawasan global dengan tetap mempertahankan jati diri bangsa.

“Dengan adanya arus globalisasi ini kita juga harus berpikir positif dimana kebudayaan global itu memang harus terintegrasi dengan budaya-budaya kita. Karena apapun juga kita tidak akan mungkin menolak arus globalisasi yang luar biasa ini. Akan tetapi perlu kita antisipasi juga dimana budaya global yang bisa kita integrasikan harus sesuai dan tidak bertentangan dengan budaya kita,” tegas Khairullah.

Melalui Pedoman Wawasan Kebinekaan Global ini, lanjutnya, anak-anak dapat memahami bahwa tantangan di era globalisasi sangat luar biasa dan memberikan banyak peluang positif dalam mengembangkan diri untuk bersaing di kancah global. (Kumi Laila/Hendriyanto)