Program Sekolah Penggerak (PSP) menjadi ujung tombak dalam mendorong transformasi pendidikan di Indonesia. Tidak hanya fokus pada peningkatan mutu pembelajaran di lingkup internal, PSP juga menggagas pengimbasan, sebuah mekanisme yang memungkinkan sekolah-sekolah lain merasakan dampak positif dari program ini.
Faisal Khalid, anggota Tim Kerja 1 Direktorat SD, menekankan pentingnya pengimbasan sebagai upaya keberlanjutan PSP. "Pengimbasan harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan agar prosesnya berjalan efektif dan efisien," ujar Faisal saat menjadi narasumber GIAT Berbagi, kegiatan diskusi mingguan yang digagas oleh Direktorat SD, Kemendikbudristek.
Ia menjelaskan bahwa Program Pengimbasan adalah langkah strategis dalam pembinaan dan pengembangan mutu satuan pendidikan lain, mencakup aspek pengembangan sumber daya manusia, pembelajaran Kurikulum Merdeka, digitalisasi sekolah, hingga perencanaan berbasis data.
"Tujuan utamanya adalah menciptakan ekosistem belajar yang berkualitas di seluruh satuan pendidikan," tegasnya. Dengan kata lain, pengimbasan diharapkan bisa memperluas dampak PSP, mempercepat transformasi di sekolah-sekolah lain, dan mewujudkan visi pendidikan Indonesia yang lebih baik.
Budaya berbagi menjadi salah satu nilai utama yang diusung dalam program ini. “Empati, berbagi, dan berkolaborasi menjadi fondasi untuk mendorong terciptanya transformasi ekosistem pendidikan,” ungkap Faisal. Melalui pengimbasan, praktik baik yang sudah diterapkan di sekolah-sekolah pelaksana PSP diharapkan dapat ditularkan ke sekolah lain, sehingga terjadi perbaikan kualitas pembelajaran secara menyeluruh.
Untuk memastikan pengimbasan berjalan dengan optimal, Faisal menekankan pentingnya habituasi kolaborasi dan berbagi di antara pendidik dan tenaga kependidikan. “Kita harus mendorong peningkatan kualitas pengajaran dan pembelajaran secara berkala,” katanya.
Pada tahun 2024, kriteria pelaksana PSP yang akan ditetapkan sebagai penggerak Program Pengimbasan telah ditentukan. Mulai dari satuan pendidikan PAUD hingga pendidikan luar biasa, semuanya memiliki indikator yang harus dipenuhi, seperti indeks pendekatan pembelajaran, iklim keamanan sekolah, hingga peningkatan skor pada indikator proses tertentu.
Dalam implementasinya, pemetaan sekolah pengimbas dan sekolah imbas dilakukan berdasarkan koordinasi antara pemerintah daerah dan UPT Kemendikbudristek yang ada di tiap provinsi. "Pemetaan dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa aspek, seperti jarak geografis dan kesesuaian jenjang pendidikan," ujar Faisal. Selain itu, kepala sekolah imbas harus menyatakan kesediaannya untuk menerima pengimbasan dengan menandatangani surat pernyataan.
Tahapan pengimbasan diawali dengan asesmen awal melalui analisis Rapor Pendidikan. "Dokumen rencana kerja pengimbasan sudah harus disiapkan pada Juli 2024," tambah Faisal. Proses pengimbasan sendiri akan berlangsung mulai Agustus hingga Desember 2024, dengan tema yang dipilih berdasarkan kebutuhan sekolah imbas.
Dalam pelaksanaannya, tiga aktivitas utama yaitu pelatihan, penguatan komunitas belajar, dan pendampingan, menjadi satu rangkaian yang tidak terpisahkan. "Pelatihan diberikan untuk meningkatkan pemahaman dan berbagi praktik baik terkait pengembangan SDM, Kurikulum Merdeka, digitalisasi sekolah, dan perencanaan berbasis data," jelasnya.
Tak hanya itu, penguatan komunitas belajar dan pendampingan juga diberikan untuk memastikan keberhasilan pengimbasan. Pendampingan ini dilakukan dalam bentuk bimbingan dan pemantauan perkembangan, sekaligus mencari solusi atas kendala yang dihadapi.
Di akhir proses, Dinas Pendidikan dan UPT Kemendikbudristek akan melakukan refleksi dan evaluasi secara berkala untuk memantau capaian dan tantangan yang muncul selama pengimbasan. "Selain itu, refleksi juga dilakukan oleh sekolah pengimbas dan sekolah imbas setiap bulan," ungkap Faisal. Dengan skema ini, diharapkan pengimbasan dapat berjalan efektif dan berdampak luas.
“Pengimbasan bisa dilakukan oleh kepala sekolah, komite pembelajaran, dan guru yang berasal dari sekolah pengimbas,” pungkas Faisal. Melalui program ini, transformasi pendidikan di Indonesia diharapkan dapat terwujud lebih cepat dan merata. (Hendriyanto)