Pencegahan penyebaran virus corona dengan kebijakan physical distancing dan social distancing menyebabkan anak kehilangan kesempatan berkumpul dan belajar di sekolah. Namun demikian, hak anak untuk mendapatkan pendidikan tetap harus dipenuhi.
Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah mengeluarkan kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama darurat bencana Covid-19. Pada pelaksanaannya, pihak sekolah dan guru perlu berinovasi dan berkreasi sehingga pengajaran tidak membosankan serta sesuai dengan kebutuhan siswa di tiap daerah yang berbeda-beda.
Demikian disampaikan Direktur Sekolah Dasar (SD), Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd, pada pembukaan Training of Trainers (ToT) tingkat provinsi bagi fasilitator daerah Kalimantan Utara pada Senin, 14 September 2020.
ToT ini digelar bagi fasilitator daerah guna memfasilitasi pengelolaan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 dari dinas pendidikan kabupaten yaitu Bulungan, Malinau dan Tidung, serta pembangku kepentingan program yaitu LPMP dan Universitas Borneo Tarakan.
Pelatihan tersebut digelar secara online pada 9-19 September 2020 bekerja sama dengan Innovation for Indonesia’s School Children Australia Indonesia Partnership (INOVASI). Hadir dalam acara pembukaan itu Mark Heyward sebagai Direktur INOVASI, serta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Utara.
Direktur Sekolah Dasar (SD) Kemendikbud Sri Wahyuningsih mengatakan, pihaknya memahami bagaimana para guru terus berjuang mendidik para siswa di tengah pandemi. Tentu itu bukan pekerjaan mudah. Karena belajar di kelas dan belajar jarak jauh yang dilaksanakan sekarang sangat berbeda, sehingga butuh penyesuaian.
Mengelola pembelajaran di masa pandemi Covid-19 mengharuskan guru melakukan berbagai tugas sekaligus. Di samping melakukan adaptasi kurikulum, guru juga bekerja keras untuk menjangkau dan memastikan semua siswa dapat belajar secara bermakna. Guru juga harus mengembangkan berbagai upaya untuk meningkatkan partisipasi orang tua dalam proses pembelajaran jarak jauh.
”Saya memberikan dukungan penuh dan semangat kepada para guru yang terus bekerja keras agar anak-anak tetap mendapatkan hak pendidikan di tengah pandemi Covid-19. Dengan ToT ini, kita juga berharap nantinya kompetensi guru meningkat dalam pengajaran di masa pandemi,” kata Sri Wahyuningsih.
Dari hasil FGD dengan kepala sekolah dan guru di Kabupaten Bulungan menunjukkan bahwa dalam adaptasi pengelolaan pembelajaran di masa pandemi Covid-19, dapat diidentifikasi tiga kelompok guru. Pertama adalah guru yang secara mandiri mampu melakukan adaptasi kurikulum dan mengembangkan perangkat ajar sesuai dengan konteks saat pandemi Covid-19. Guru-guru dikelompok ini secara intens melakukan komunikasi dengan orang tua. Kedua, guru yang melakukan adaptasi pembelajaran dengan bimbingan kepala sekolah, atau sesama guru. Ketiga, adalah guru yang belum melakukan adaptasi pembelajaran dan sepenuhnya menggunakan buku siswa Kurikulum 2013 sebagai bahan ajar.
Terdapat kecenderungan dari kelompok ketiga ini untuk ‘memindahkan’ pembelajaran tatap muka di kelas ke dalam pembelajaran jarak jauh. Guru membagikan buku siswa dan meminta siswa untuk mengerjakan tugas di halaman tertentu yang sudah ditandai oleh guru adalah salah satu cara yang digunakan.
“Hasil FGD ini menunjukan indikasi kebutuhan peningkatan kompetensi guru,” kata Mark Heyward, Direktur INOVASI. Untuk meningkatkan mutu pembelajaran di masa pandemi Covid-19 ini, peningkatan kompetensi guru perlu memperhatikan perbedaan kompetensi yang dimiliki guru. Dengan tidak meratanya cara guru menyelenggarakan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 ini, pengembangan kompetensi guru berbasis KKG menjadi sebuah pilihan. Melalui KKG, guru-guru dengan kompetensi baik dapat membagikan pengalamannya memfasilitasi proses belajar kepada guru lain.
Berangkat dari poin-poin di atas, INOVASI merencanakan uji coba (pilot) pengembangan kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran di masa pandemi Covid-19 melalui KKG. Terdapat tiga tujuan pilot yaitu (1) mendorong pelaksanaan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 yang berkualitas, (2) menjadikan KKG sebagai sarana berlatih, berbagi pengalaman baik dan menyebarluaskan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 dan (3) Persiapan menghadapi pembelajaran di semester genap tahun ajaran 2020/2021. Tahapan Pilot mencakup pelatihan fasilitator, pelatihan guru berbasis KKG secara daring, pendampingan guru, refleksi pelaksanaan KKG dan monitoring evaluasi. (Hendri)
Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah mengeluarkan kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama darurat bencana Covid-19. Pada pelaksanaannya, pihak sekolah dan guru perlu berinovasi dan berkreasi sehingga pengajaran tidak membosankan serta sesuai dengan kebutuhan siswa di tiap daerah yang berbeda-beda.
Demikian disampaikan Direktur Sekolah Dasar (SD), Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd, pada pembukaan Training of Trainers (ToT) tingkat provinsi bagi fasilitator daerah Kalimantan Utara pada Senin, 14 September 2020.
ToT ini digelar bagi fasilitator daerah guna memfasilitasi pengelolaan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 dari dinas pendidikan kabupaten yaitu Bulungan, Malinau dan Tidung, serta pembangku kepentingan program yaitu LPMP dan Universitas Borneo Tarakan.
Pelatihan tersebut digelar secara online pada 9-19 September 2020 bekerja sama dengan Innovation for Indonesia’s School Children Australia Indonesia Partnership (INOVASI). Hadir dalam acara pembukaan itu Mark Heyward sebagai Direktur INOVASI, serta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Utara.
Direktur Sekolah Dasar (SD) Kemendikbud Sri Wahyuningsih mengatakan, pihaknya memahami bagaimana para guru terus berjuang mendidik para siswa di tengah pandemi. Tentu itu bukan pekerjaan mudah. Karena belajar di kelas dan belajar jarak jauh yang dilaksanakan sekarang sangat berbeda, sehingga butuh penyesuaian.
Mengelola pembelajaran di masa pandemi Covid-19 mengharuskan guru melakukan berbagai tugas sekaligus. Di samping melakukan adaptasi kurikulum, guru juga bekerja keras untuk menjangkau dan memastikan semua siswa dapat belajar secara bermakna. Guru juga harus mengembangkan berbagai upaya untuk meningkatkan partisipasi orang tua dalam proses pembelajaran jarak jauh.
”Saya memberikan dukungan penuh dan semangat kepada para guru yang terus bekerja keras agar anak-anak tetap mendapatkan hak pendidikan di tengah pandemi Covid-19. Dengan ToT ini, kita juga berharap nantinya kompetensi guru meningkat dalam pengajaran di masa pandemi,” kata Sri Wahyuningsih.
Dari hasil FGD dengan kepala sekolah dan guru di Kabupaten Bulungan menunjukkan bahwa dalam adaptasi pengelolaan pembelajaran di masa pandemi Covid-19, dapat diidentifikasi tiga kelompok guru. Pertama adalah guru yang secara mandiri mampu melakukan adaptasi kurikulum dan mengembangkan perangkat ajar sesuai dengan konteks saat pandemi Covid-19. Guru-guru dikelompok ini secara intens melakukan komunikasi dengan orang tua. Kedua, guru yang melakukan adaptasi pembelajaran dengan bimbingan kepala sekolah, atau sesama guru. Ketiga, adalah guru yang belum melakukan adaptasi pembelajaran dan sepenuhnya menggunakan buku siswa Kurikulum 2013 sebagai bahan ajar.
Terdapat kecenderungan dari kelompok ketiga ini untuk ‘memindahkan’ pembelajaran tatap muka di kelas ke dalam pembelajaran jarak jauh. Guru membagikan buku siswa dan meminta siswa untuk mengerjakan tugas di halaman tertentu yang sudah ditandai oleh guru adalah salah satu cara yang digunakan.
“Hasil FGD ini menunjukan indikasi kebutuhan peningkatan kompetensi guru,” kata Mark Heyward, Direktur INOVASI. Untuk meningkatkan mutu pembelajaran di masa pandemi Covid-19 ini, peningkatan kompetensi guru perlu memperhatikan perbedaan kompetensi yang dimiliki guru. Dengan tidak meratanya cara guru menyelenggarakan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 ini, pengembangan kompetensi guru berbasis KKG menjadi sebuah pilihan. Melalui KKG, guru-guru dengan kompetensi baik dapat membagikan pengalamannya memfasilitasi proses belajar kepada guru lain.
Berangkat dari poin-poin di atas, INOVASI merencanakan uji coba (pilot) pengembangan kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran di masa pandemi Covid-19 melalui KKG. Terdapat tiga tujuan pilot yaitu (1) mendorong pelaksanaan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 yang berkualitas, (2) menjadikan KKG sebagai sarana berlatih, berbagi pengalaman baik dan menyebarluaskan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 dan (3) Persiapan menghadapi pembelajaran di semester genap tahun ajaran 2020/2021. Tahapan Pilot mencakup pelatihan fasilitator, pelatihan guru berbasis KKG secara daring, pendampingan guru, refleksi pelaksanaan KKG dan monitoring evaluasi. (Hendri)