Kualitas pendidikan bisa terus ditingkatkan dengan adanya sinergi dan saling menguatkan diantara stakeholder pendidikan. Terutama pada saat pembelajaran dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19.
Direktur Sekolah Dasar Kemendikbudristek Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd., mengatakan banyak upaya yang harus dilakukan dalam rangka menghadapi tantangan perubahan yang luar biasa, dalam memberikan peningkatan kualitas layanan khususnya di satuan pendidikan sekolah dasar.
“Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini kita menghadirkan tiga perwakilan kepala dinas pendidikan untuk berbagi praktik baik yang sudah dilakukan di daerahnya masing-masing. Agar bisa kita jadikan sebagai pengalaman dan inspirasi dalam meningkatkan kreativitas belajar mengajar,” kata Sri Wahyuningsih saat membuka Webinar dengan tema Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Merdeka Belajar, 21 Oktober 2021.
Direktur Sekolah Dasar melanjutkan, dalam melaksanakan upaya meningkatkan kualitas pendidikan pemerintah pun terus mendorong pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dengan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan dalam SKB 4 Menteri.
“Sekolah juga memberikan opsi pembelajaran jarak jauh pada orang tua yang masih khawatir untuk mengirimkan anak-anaknya untuk pergi ke sekolah,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu Sri Wahyuningsih kembali mengingatkan enam literasi dasar yang harus diimplementasikan oleh satuan pendidikan khususnya di sekolah dasar. Yaitu literasi baca dan tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi budaya dan literasi finansial.
“Ini adalah literasi dasar yang harus mereka pahami. Implementasinya tentu harus disesuaikan dengan kapasitas mereka. Selain itu juga harus memberikan pemahaman kepada mereka untuk mandiri, kreatif, berfikir kritis, meningkatkan gotong-royong, menjauhi sikap bullying dan menjaga keamanan dari berbagai hal buruk. Mari kita meliterasi anak-anak kita agar mereka siap untuk menghadapi dunia luar di masa depan nanti,” tutupnya.
Dalam kesempatan yang sama, Drs. Alimuddin, M.Si., Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur selaku narasumber menceritakan ketika awal pandemi, pembatasan aktivitas masyarakat mulai diberlakukan. Dengan berbagai pertimbangan pihaknya tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar, baik yang dilakukan di sekolah maupun melalui metode home visit. Tentunya dengan protokol kesehatan yang ketat. Ia khawatir kalau pembelajaran tatap muka ditiadakan akan terjadi learning loss pada anak-anak.
“Kita melakukan kegiatan belajar mengajar dengan metode home visit tujuannya untuk membangun psikologis siswa. Ada juga beberapa peserta didik yang kami jemput ke sekolah untuk melakukan pembelajaran membaca, menulis dan berhitung. Kami dari dinas pendidikan melakukan pemantauan secara intens dan pendampingan,” tuturnya.
Untuk menghindari terjadinya perluasan learning loss dan mendorong peningkatan mutu pendidikan, Alimuddin mengatakan pihaknya juga menjalankan Program Sekolah Penggerak. Dengan jumlah 62 kepala sekolah untuk PAUD, 45 kepala sekolah untuk SD, 18 kepala sekolah untuk SMP.
“Melalui program ini guru-guru jadi bisa melakukan kreativitas pembelajaran untuk siswa sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Kami sudah punya 5 guru penggerak dan kami telah melakukan pengimbasan ke sekolah dan ke gugusnya,” imbuh Alimuddin.
Narasumber lainnya, Siti Erna S.Sos M.AP., Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan menuturkan pihaknya sudah mendorong sarana pendidikan untuk melaksanakan PTM terbatas. Karena ia menilai pembelajaran daring tidak efektif untuk siswa dengan berbagai kendala yang dihadapi.
“Jadi kita melaksanakan PTM terbatas untuk siswa dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan. Kami membentuk satgas Covid-19 dari desa untuk mengawasi kegiatan PTM terbatas. Kita mempunyai 242 sekolah dasar dan MI berjumlah 37 sekolah. Setiap bulan kita mengadakan pertemuan untuk selalu mengevaluasi agar PTM berjalan lancar dan protokol kesehatan dipatuji,” tuturnya.
Dr. H. Sopingi, AP., M.M., Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur mengatakan dalam melakukan upaya meningkatkan mutu pendidikan, pihkanya mengadakan proyek perubahan yaitu dengan membuat 4 aplikasi. Ada e-BOS untuk perencanaan sekolah dasar, aplikasi SIDIDIK untuk perencanaan dan pelaporan sekolah dasar, aplikasi SIPRESTASI untuk modul-modul pembelajaran sekolah, dan SICB yaitu sicerdas berprestasi yang merupakan aplikasi terkait dengan lomba-lomba di bidang pendidikan.
“Semua itu kami rangkum menjadi 1 kalimat BOS DIDIK NAIK CB. Empat aplikasi ini sudah mendapat pengakuan di tingkat nasional, dan kita mendapatkan 5 penghargaan terbaik,” kata Sopingi.
Ia menjelaskan proyek perubahan ini mengacu pada standar pendidikan nasional dengan metode pengukuran berbasis digital. Tujuannya adalah digitalisasi manajemen pendidikan dan meningkatkan akuntabilitas kinerja dinas pendidikan dan satuan pendidikan.
“Sedangkan brandingnya kami menggunakan strategi marketing dengan membuat channel Youtube yaitu cerdas berprestasi. Kami juga memanfaatkan media sosial, spanduk dan banner. Selain itu kami melakukan strategi learning organization, yaitu mengedukasi stakeholder internal melalui diskusi anggota tim efektif, membangun visi dan tujuan bersama, sharing informasi dan mengembangkan sikap tanggungjawab. Juga mensosialisasikan tahapan dan output kunci proper kepada stakeholder internal,” katanya.
Pandemi Covid-19 terbukti tak dapat menggoyahkan semangat para pendidik dan pemangku kepentingan, baik di pusat maupun di daerah, dalam memenuhi hak pendidikan bagi anak-anak. Bahkan di tengah pandemi, semua pihak semakin semangat mengatasi berbagai kendala yang dihadapi dunia pendidikan. Tentunya dengan kreativitas dan inovasi sesuai kebutuhan di daerah masing-masing.
Terkait dengan kisah inspiratif dan praktik baik yang dilakukan oleh berbagai daerah di Indonesia, bisa ditemukan dalam portal edukasi Kemendikbudristek, dan juga di website resmi Direktorat Sekolah Dasar https://ditpsd.kemdikbud.go.id. Dan jangan lupa ikuti media sosial Direktorat Sekolah Dasar. (Hendriyanto)