Di era digital, guru dan tenaga kependidikan harus mampu mengoptimalkan peralatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai media pembelajaran. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 pembelajaran dilakukan jarak jauh, sehingga penggunaan media digital menjadi keharusan.

Sayangnya, tidak sedikit guru yang belum terbiasa dan merasa kesulitan menggunakan media pembelajaran digital. Padahal sudah banyak sekolah yang mendapatkan bantuan peralatan TIK dari pemerintah.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, Direktorat Sekolah Dasar, Kemendikbudristek secara berkelanjutan melakukan bimbingan teknis penggunaan dan pemanfaatkan peralatan TIK. Pada 19-21 Mei 2021, bimbingan teknis digelar di dua regional sekaligus, yaitu Banjarmasin dan Yogyakarta. Ratusan guru sekolah dasar mengikuti pelatihan tersebut.

Uniknya, pelatih yang didatangkan oleh Direktorat Sekolah Dasar berasal dari kalangan guru sekolah dasar sendiri. Guru-guru SD yang didatangkan sebagai pelatih ini berasal dari daerah yang jauh dari kota. Tapi mereka sudah menyandang gelar Google Master Trainer. Mereka sudah mempraktekan pembelajaran menggunakan media digital kepada anak didik mereka.

”Saya berharap ini menjadi inspirasi bagi semua guru di Indonesia, bahwa mereka juga bisa menguasai dan memanfaatkan media digital untuk pembelajaran. Asalkan ada kemauan untuk sungguh-sungguh belajar,” kata Direktur Sekolah Dasar, Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd., pada Kamis, 20 Mei 2021.

Salah satu guru yang menjadi narasumber dalam pelatihan di regional Banjarmasih adalah Deni Rapnotri, guru SD Negeri 1 Niwin Hilir, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Deni bercerita, di awal masa pandemi dia mengalami kesulitan dan kebingunan dalam mengajar. Sekolah tatap muka sudah ditiadakan. Sedangkan pola pembelajaran jarak jauh belum jelas.

Banyak sekali aplikasi online yang diperkenalkan kepada guru untuk media pembelajaran. Saking banyaknya, guru malah bingung sendiri. ”Saya kemudian mengikuti pelatihan online yang diselenggarakan oleh REFO Indonesia. Banyak waktu yang saya manfaatkan di masa pandemi ini untuk belajar, sampai akhirnya lulus sebagai Google Master Trainer,” kisahnya.

Setelah ilmu didapat, Deni mempraktekan pembelajaran menggunakan media digital kepada anak-anak didiknya. Apalagi waktu itu sudah ada dukungan dari Kemendikbud berupa akses pembelajaran pada Google Work Space for Education.

”Dengan adanya Google Work Space for Education ini, selain membantu guru dalam peroses belajar mengajar di tengah pandemi, juga memberikan pengalaman baru yang menarik bagi peserta didik. Anak-anak bisa saling berkolaborasi, mengerjakan tugas bersama-sama, berdiskusi secara online. Meskipun mereka ada di rumah masing-masing. Jadi pembelajaran dari rumah tidak lagi membosankan,” urai Deni.

Ilmu dan pengalaman ini kemudian ia bagi kepada rekan-rekannya sesama guru di SD Negeri 1 Niwin Hilir. Tidak hanya guru, para orang tua juga ia beri pemahaman. Kemudian nama Deni semakin dikenal, banyak guru di Kabupaten Tabalong belajar kepadanya. ”Sekarang saya sering diundang LPMP memberi pelatihan di berbagai daerah. Saya pernah menjadi narasumber pelatihan di Jakarta, bahkan Papua,” ujarnya.

Memberikan pelatihan pembelajaran digital kepada para guru dan orang tua murid susah-susah gampang, kata Deni. Ada yang mudah memahami, ada juga yang sulit memahami, terutama yang sudah usia lanjut dan tidak familiar dengan teknologi digital.

”Tapi pada dasarnya guru ingin mengajar dengan cara efektif dan menyenangkan. Saya tunjukan kepada para guru bagaimana menyenangkannya belajar dengan media pembelajaran digital. Selain menyenangkan, murid juga mudah memahami apa yang ingin kita sampaikan. Melihat itu, para guru biasanya datang ke saya minta diajari. Dan mereka belajar sungguh-sungguh,” katanya.

Pelatih lainnya, Ahmad Rizal Fahmi, guru SD Negeri 3 Kemuning, Kabupaten Banjarbaru, Kalimantan Selatan menjelaskan, dalam bimbingan teknis di regional Banjarmasin itu ia mengajarkan tentang Google Work Space, Google Drive dan Google Classroom kepada para guru yang menjadi peserta. ”Dari 40 guru yang ikut pelatihan di kelas saya, sekitar 30% sudah familiar dengan tools dari Google ini. Selebihnya baru pertama kali mengenal,” kata Ahmad Rizal Fahmi.

”Saya memberikan materinya bertahap, agar peserta dapat memahaminya secara menyeluruh,” imbuhnya. Meskipun banyak tantangan dalam memberikan pelatihan pembelajaran digital kepada guru, peserta didik dan orang tua murid, Rizal tidak merasa Lelah. Ia terus mengingatkan mereka betapa pentingnya memanfaatkan TIK di era saat ini.

“Saya selalu mengingatkan mereka sangat rugi jika tidak memanfaatkan teknologi informasi ini. Apalagi kita yang sudah diberikan fasilitas oleh pemerintah. Pembelajaran menggunakan media digital sangat efisien, apalagi di tengah pandemi. Kalau semua guru sudah bisa menggunakan media pembelajaran digital, mutu pendidikan kita bisa meningkat,” katanya. (Hendriyanto)