Salah satu wujud dari Merdeka Belajar adalah melakukan digitalisasi sekolah. Selain bentuk adaptasi dengan era baru, dimana teknologi informasi terus tumbuh dan berkembang cepat, digitalisasi juga memudahkan kegiatan belajar mengajar. Terutama di tengah pandemi Covid-19 yang membatasi aktivitas sosial.
Salah satu digitalisasi sekolah yang diluncurkan oleh Kemendikbudristek adalah akun belajar.id yang diluncurkan sejak tahun 2020. Tujuannya untuk memfasilitasi pembelajaran baik secara daring maupun luring.
Agar masyarakat lebih memahami kegunaan akun belajar.id, maka Direktorat Sekolah Dasar kembali mengadakan webinar bertajuk ‘Tunjukkan Aksimu Optimalkan Perangkat IT-mu dengan Cara Aktivasi Akun @Belajar.Id’ yang dilaksanakan Senin, 1 November 2021. Webinar tersebut dapat ditonton ulang di link berikut ini: https://youtu.be/v1qNzs4d52s.
”Akun belajar.id ini merupakan sebuah SSO (Single Sign On) dimana akun tersebut bisa digunakan untuk mengakses berbagai layanan aplikasi pembelajaran. Sederhananya adalah akun elektronik yang dikeluarkan secara resmi oleh Kemendikbudristek berupa user id dan juga password,” jelas Wibowo Mukti, S.Kom., M.Si., PTP Ahli Muda Pusdatin Kemendikbudristek.
Untuk membuat akun tersebut, kata Wibowo, harus didasari oleh data-data yang ada di Dapodik. Target penggunanya sendiri adalah peserta didik, pendidik dan juga tenaga pendidik. Untuk peserta didik sendiri ditarget mulai peserta didik PAUD, SD Kelas 1 sampai kelas 6 dan paket A. Untuk jenjang SMP mulai dari paket B, kelas 7 hingga kelas 9. Kemudian jenjang SMA dan Program Paket C kelas 10 hingga kelas 12, jenjang SMK kelas 10 hingga kelas 12, SLB kelas 5 hingga kelas 12.
“Sedangkan untuk pendidiknya sendiri dari jenjang pendidikan anak usia dini hingga menengah. Selain itu tenaga pendidik juga dapat diantaranya ada kepala sekolah dan operator sekolah, semuanya dapat akun belajar.id,” ujarnya.
Wibowo melanjutkan, di tahun 2021 ini akun belajar.id semakin meluas, tidak hanya diperuntukkan bagi pelajar, pendidik dan tenaga pendidik saja namun juga dapat diakses oleh para pegawai Kemendikbudristek dan Pemerintah Daerah.
“Yang dimaksud dengan pemerintah daerah di sini yaitu kepala dinas pendidikan, pengawas sekolah, pemilik sekolah dan juga pamong belajar,” imbuh Wibowo.
Langkah-Langkah Aktivasi Akun Belajar.Id
Langkah-langkah untuk melakukan aktivasi akun belabajar.id cukup mudah. Pertama, pengguna mengakses terlebih dulu ke lama pd.data.kemdikbud.co.id. Nanti di dalam laman tersebut pengguna bisa men-download file CSV yang sudah diberikan oleh Pusdatin. Setelah di-download, langkah berikutnya file-file tersebut dibagikan ke peserta didik dan juga pendidik oleh operator sekolah. Setelah didistribusikan kepada peserta didik dan juga para pendidik, maka langkah selanjutnya adalah melakukan aktivasi dengan cara klik mail.google.com.
“Jadi di sana bapak ibu bisa mengaktifkan pembelajarannya melalui email tersebut. Sekarang ada beberapa langkah yang lebih ringkas lagi. Kalau bapak ibu buka laman belajar.id, di sana bapak ibu bisa secara ringkas membuatnya. Ini merupakan alternatif kedua ya. Jadi bapak ibu bisa mencari langsung akun pembelajaran bapak ibu melalui laman belajar.id tadi. Tinggal dibuka saja di sana belajar.id kemudian bapak ibu tinggal memasukkan nama lengkap,” tutur Wibowo.
Dalam mengakses akun belajar.id ada tipe pengguna yang perlu diperhatikan. Nanti ada group yang dapat dipilih. Di sana nanti masukan tanggal lahir dan masukkan NPSN, lalu klik akun pembelajarannya dan akan keluar di sana. Atau nanti akan dikirim ke email pribadi pengguna yang dimasukkan di halaman tersebut.
Steven Sutantro dari Refo Indonesia menjelaskan, akun pembelajaran ini erat kaitannya dengan laptop chromebook. Ide dasarnya untuk membantu orang-orang yang memiliki laptop dengan kecepatan optimal, simple dan mudah digunakan serta harga yang terjangkau. Kemudian kecanggihan chromebook nomor 1 adalah karena memiliki lisensi chrome education upgrade. Lisensi tersebut terpasang di setiap chromebook yang membantu penggunanya untuk melakukan pembelajaran dengan aman dan nyaman.
“Jadi bapak ibu guru ini nanti tidak usah khawatir kalau browsing di Google atau YouTube. Kan kalau pakai laptop biasa kadang-kadang pencariannya suka bocor, artinya tiba-tiba dapat konten-konten yang tidak baik dan tidak mendidik. Nah dengan chromebook dan lisensi chrome education upgrade itu bapak ibu akan aman secara pencarian di Google dan di YouTube,” kata Steven.
Pada chromebook ini juga sudah dilengkapi dengan banyak fitur yang membantu para guru melakukan pembelajaran jarak jauh. Salah satu kecanggihan spesial chromebook, pengguna dapat memakai google form.
“Hanya di chromebook inilah yang terpasang lisensi. Jadi bapak ibu bisa membuat ujian dengan mode terkunci, sehingga guru-guru atau anak-anak murid waktu mengambil ujian tidak bisa buka tab-tab yang lain. Jadi sangat mudah sekali digunakan,” kata Steven.
Selain itu para pengguna chromebook juga tidak perlu khawatir laptopnya terkena virus yang akan membuat data hilang. Karena data-data semua langsung otomatis ter-backup ke google drive. Ini sangat memudahkan guru untuk melakukan pembelajaran jarak jauh.
Sejak diluncurkan chromebook, Steven mengatakan pihaknya sudah melatih banyak sekali guru di seluruh Indonesia untuk menggunakan chromebook. Selain itu pihaknya juga sudah melatih sekitar 34.000 google master trainer yang akan membantu para guru memaksimalkan chromebook dengan akun pembelajarannya.
“Dan setiap kabupaten atau provinsi akan memiliki tenaga pelatih atau google master trainer. Jadi memudahkan bapak ibu yang belum mendapatkan pelatihan, yang belum tahu chromebook, nanti bisa menghubungi tim pelatih di daerah masing-masing,” kata Steven.
Melalui webinar ini pemerintah terus mendorong dan mengajak kepada pendidik dan tenaga pendidik untuk terus mengaktivasi akun belajar.id ini. Karena nanti ke depan akan lebih banyak lagi fasilitas yang menguntungkan yang dapat dimanfaatkan. Beberapa laman pun sudah disediakan untuk kemudahan melaksanakan pembelajaran seperti google classroom yang dilengkapi dengan berbagai macam fitur-fitur dan dapat dimanfaatkan untuk belajar. Selain itu ke depannya nanti akan ada banyak platform pembelajaran di dalam ekosistem Kemendikbudristek. (Hendriyanto)