Kebijakan Merdeka Belajar esensinya adalah membangun kolaborasi dan kreatifitas untuk mewujudkan pendidikan berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia. Seluruh pemangku kepentingan pendidikan menjadi agen perubahan serta memberikan pengaruh dan dukungan sepenuhnya dalam mewujudkan Merdeka Belajar.
”Para pemangku kepentingan pendidikan harus berkolaborasi. Kita serentak bergerak mewujudkan Merdeka Belajar,” kata Direktur Sekolah Dasar, Kemendikbudristek, Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd.
Oleh karena itu, Direktur Sekolah Dasar mengapresiasi Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Jaya dalam memajukan kualitas pendidikan melalui kolaborasi dengan Pemerintah Kota Yogyakarta. Karena menurutnya memajukan mutu pendidikan adalah tugas semua pihak, baik antar pemerintah, swasta maupun masyarakat.
“Kami sangat mengapresiasi jajaran Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya yang telah serentak bergerak mewujudkan Merdeka Belajar, bahkan telah membangun kemitraan dengan dinas pendidikan daerah lain,” kata Sri Wahyuningsih saat kunjungan kerja ke Aceh Jaya dalam rangka menghadiri Workshop Pendidikan yang dilaksanakan di Calang, Sabtu, 13 November 2021.
Sri Wahyuningsih menjelaskan, kolaborasi sangat dibutuhkan untuk mengembangkan pendidikan. Karena pemerintah pusat maupun pemerintah daerah tidak akan bisa menyelesaikan persoalan pendidikan yang sangat kompleks tanpa melibatkan semua pihak.
Ia mengatakan Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya yang telah membangun kemitraan dengan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta telah memberikan inspsirasi kemitraan yang patut dicontoh dan diikuti. Kemitraan dengan Pemkot Yogyakarta dijalin untuk memberikan sebuah transformasi dan akselerasi bagaimana belajar di era pandemi.
“Dinas Pendidikan Aceh Jaya menghadirkan guru-guru berprestasi dari Yogyakarta untuk memberikan mentoring dan pelatihan kepada guru-guru di Aceh Jaya. Guru-guru dari Yogyakarta ini memberikan materi untuk seluruh jenjang pendidikan,” jelas Sri Wahyuningsih.
Beliau menyampaikan pelatihan tersebut diikuti oleh kurang lebih 495 peserta dan dibagi menjadi 17 kelompok dengan melaksanakan kegiatan di beberapa titik di wilayah Calang, Kabupaten Aceh Jaya.
“Saya ikut berkeliling meninjau ke 8 kelompok lainnya. Karena lokasinya jauh-jauh, ada yang dilaksanakan di SD 1 ada yang dilaksanakan di SKB dan di beberapa tempat, karena keterbatasan fasilitas,” terangnya.
Menurut Sri Wahyuningsih, ini merupakan upaya Pemkab Aceh Jaya memberikan praktik baik dengan membangun kemitraan bersama pemerintah daerah lainnya yang sudah membangun best practice dalam menangani learning loss akibat pandemi Covid-19.
“Ini kolaborasi yang bagus sekali. Dua daerah berbagi pengalaman best practice dalam menangani learning loss akibat pandemi. Para mentor dari Yogyakarta memberikan berbagai macam materi seperti bagaimana membuat RPP, penggunaan teknologi digital sebagai media pembelajaran serta memberikan motivasi,” ujarnya.
Selain memberikan apresiasi, pemerintah pusat juga selalu memberikan kontribusi baik dari sisi financial maupun kontribusi yang lainnya.
“Kontribusi yang sudah diberikan pemerintah pusat diantaranya ada dana BOS, DAK, dan bantuan lainnya. Pemerintah pusat juga selalu mendampingi satuan pendidikan dengan memfasilitasi pelatihan-pelatihan. Memanfaatkan teknologi digital untuk memberikan akses pembelajaran melalui webinar, sharing session dan masih banyak lagi,” ujarnya.
Meskipun berbagai upaya dalam pemenuhan kebutuhan untuk satuan pendidikan sudah diberikan oleh pemerintah pusat, Sri Wahyuningsih menegaskan bahwa yang dilakukan oleh pemerintah pusat hanya bersifat dukungan. Karena yang memiliki kewenangan dan memegang tanggung jawab utama pendidikan di daerah masing-masing adalah pemerintah daerah.
Dalam kesempatan yang sama, H. Mustafa, S.Pd., Sekda Aceh Jaya menuturkan pemerintah dan masyarakat Aceh Jaya berkeyakinan bahwa pendidikan menjadi pemantik utama dalam menggerakkan bidang-bidang lain dalam pembangunan.
Oleh sebab itu pihaknya terus berusaha untuk konsisten dalam kebijakan anggaran dan program kegiatan yang terarah, untuk dapat menyediakan layanan pendidikan yang terjangkau, bermutu dan berdaya saing yang lebih baik. Sehingga proses pendidikan yang diselenggarakan dapat menghasilkan lulusan yang memiliki standar sesuai harapan nasional dan daerah.
“Kita telah memilih strategi dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan kualitas proses pembelajaran. Di mana komponen guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, siswa dan para wali siswa memiliki peran penting sehingga diperlukan kerja kolaboratif agar peningkatan mutu dapat berjalan secara sistemik,” tuturnya.
Kegiatan kolaborasi ini adalah bagian dari ikhtiar dalam memperbaiki kompetensi komponen-komponen pendidikan sehingga berpeluang untuk memaksimalkan peran dan fungsi serta tanggung jawab masing-masing di satuan pendidikan.
Ikhtiar lainnya untuk memajukan pendidikan, Kabupaten Aceh Jaya telah meluncurkan sebuah program dengan nama “Gerakan Satu Mutu Pendidikan Aceh Jaya” pada September 2019 lalu. Program tersebut bertujuan menggerakkan segenap potensi agar dapat memaksimalkan peran dan fungsinya dalam meningkatkan dan memeratakan mutu layanan pendidikan di seluruh wilayah Kabupaten Aceh Jaya.
“Telah banyak kegiatan yang dilakukan. Antara lain kegiatan penguatan satuan pendidikan terpilih sehingga berpotensi untuk dapat menjadi mitra penggerak bagi satuan pendidikan lainnya. Sebagai langkah awal kita juga telah berhasil melakukan peningkatan partisipasi masyarakat peduli terhadap lingkungan sekolah, inovasi pembelajaran dengan penyiapan guru-guru yang mampu menggunakan pendekatan stem (sain, teknologi, enjinering dan matematika) dalam proses pembelajaran,” jelasnya.
Mustafa juga berharap ada dukungan dari pemerintah pusat agar program kolaborasi teresbut berjalan konsisten dan berkesinambungan yang dapat diimplemtasikan dalam wujud roadmap pengembangan mutu pendidikan. Ia juga berharap kerja kolaboratif ini dapat diimplementasikan secara konkrit di sekolah.
“Untuk maksud tersebut, mohon izin kami usulkan untuk dapat kita bentuk “pokja kolaboratif Pemkab Aceh Jaya, Pemkot Yogyakarta dan Kemendikbudristek serta multi pihak lainnya” dalam pengembangan model percepatan peningkatan mutu pendidikan berbasis keunggulan khusus daerah Aceh Jaya,” katanya. (Hendriyanto)