Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus berupaya meringankan beban pembelajaran di berbagai daerah, termasuk berkolaborasi dengan masyarakat dan pihak swasta untuk meminimalkan risiko hilangnya minat belajar (loss of learning) pada siswa akibat pandemi Covid-19.
Guna memaksimalkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara luring (offline), Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Ditjen Paudasmen), Kemendikbud menjalin kemitraan berupa Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan PT Sarihusada Generasi Mahardika dan PT Tirta Investama, sebagai representasi dari PT Danone Indonesia, terkait Pemberian Modul Pendidikan Jarak Jauh Luar Jaringan Jenjang Sekolah Dasar Bagi Siswa, Guru, dan Orang Tua yang akan didistribusikan di Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur, melalui seremoni penandatanganan yang diselenggarakan secara daring, Rabu (3/3).
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar, dan Menengah (Sesditjen Paudasmen), Sutanto menilai bahwa PJJ merupakan suatu adaptasi yang mau tidak mau diselenggarakan di masa pandemi. Meskipun ia menyadari, tidak semua wilayah di Indonesia terjangkau teknologi, terutama di daerah 3T.
Ia menilai, banyak daerah masih kurang tersentuh teknologi dan infrastruktur, sehingga masih terkendala dalam pelaksanaan PJJ. Untuk mengatasi hal tersebut, Kemendikbud telah menyediakan bantuan bahan ajar berbentuk elektronik agar dapat diunduh. Selain itu, khusus untuk wilayah yang masih mengalami keterbatasan infrastruktur, Kemendikbud juga menyiapkan modul bentuk fisik yang dapat dipakai belajar di daerah tanpa listrik.
Lebih lanjut, Direktur Sekolah Dasar, Ditjen Pauddasmen, Sri Wahyuningsih mengonfirmasi bahwa salah satu daerah yang mengalami kesulitan PJJ daring adalah Kabupaten Belu di Provinsi NTT. “Kabupaten Belu belum terjangkau listrik dan jaringan internet. Terdapat empat ribu lebih siswa yang tersebar di 12 kecamatan yang tidak dapat mengakses PJJ. Sementara, PJJ luring membutuhkan modul pembelajaran yang sesuai bagi siswa, guru, dan orang tua,” jelas Sri Wahyuningsih pada laporannya.
Menjawab kebutuhan tersebut, Vice President General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto menguraikan bahwa Danone telah menggandakan sebanyak 33.480 buah modul pembelajaran untuk pendidikan jenjang SD bagi peserta didik, guru, dan orang tua dan akan didistribusikan untuk 12 kecamatan yang ada di Kabupaten Belu, Provinsi NTT.
Selain itu, PT Danone Indonesia juga memperkaya program edukasi dengan memberikan materi tambahan untuk anak-anak, guru dan orang tua, yang mencakup tema: hidrasi sehat, pengembangan potensi peserta didik, gizi seimbang, dan pengolahan sampah.
Setditjen Paudasmen, Sutanto memberikan apresiasi yang sangat tinggi kepada PT Danone Indonesia yang telah memfasilitasi penyediaan modul pembelajaran terutama di daerah NTT untuk siswa, orang tua, dan guru-guru. “Modul ini sangat bermanfaat bagi anak-anak kita di sana. Kami juga berharap, pemberian modul semacam ini dapat diperluas ke daerah dan untuk jenjang lainnya,” harap Sutanto.
“Mengingat, jenjang SD menjadi yang paling terdampak akibat pelaksanaan PJJ. Jumlah SD cukup banyak, dan kemampuan masing-masing satuan pendidikan itu beragan, maka butuh pendampingan,” imbuh Direktut SD, Sri Wahyuningsih.
Pada kesempatan ini pula, Sri Wahyuningsih mengucapkan rasa terima kasih kepada PT Danone Indonesia yang sudah memberikan dukungan penggandaan, pencetakan, dan distribusi modul pembelajaran, khususnya bagi daerah yang sulit diakses tersebut. Kemendikbud siap bermitra dan mendorong PT Danone Indonesia, maupun pihak-pihak lain dalam mendukung upaya peningkatan kualitas belajar dan layanan pendidikan di seluruh satuan pendidikan dan jenjang pendidikan.
Vice President General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto menyambut baik kerja sama ini. Dikatakan Vera, Danone ingin mendorong peningkatan kualitas peserta didik sekaligus mendukung Indonesia Maju, lewat pengembangan sumber daya manusia. “Langkah yang kita ambil hari ini, sangat erat dengan visi kami, yaitu One Planet One Health. Keputusan yang kita ambil harus membawa dampak positif bagi kesehatan masyarakat dan kesehatan bumi. Kami bukan hanya sekadar menjalankan usaha,” tegas Vera.
Ia melanjutkan, bahwa core business Danone di Indonesia adalah water and specialized nutrition. Untuk itu, Danone Indonesia secara konsisten akan terus melakukan kemitraan dengan berbagai pihak, menginisiasi program berkelanjutan ke berbagai daerah untuk mendukung upaya meningkatkan kesehatan masyarakat. Program berkelanjutan itu termasuk dalam ruang lingkup kerja sama dengan Kemendikbud yang meliputi hidrasi sehat, edukasi pengembangan potensi, gizi seimbang, dan pengolahan sampah.
Vera pun sepakat bahwa edukasi adalah pilar penting dalam mengubah suatu bangsa, dan harus dilakukan sejak anak berusia sedini mungkin. Pandemi Vera katakan telah berdampak luar biasa pada peserta didik dari semua lapisan dan jenjang pendidikan mulai dari PAUD sampai perguruan tinggi. Di mana mereka harus mampu beradaptasi dengan sistem pembelajaran jarak jauh.
Maka, menurut Vera; tantangan berat bagi siswa dan tenaga pengajar, sekolah, sistem dan orang tua ini harus segera disikapi bersama. “Harus ada pembelajaran luring yang tidak langsung tatap muka, tapi metodenya fisik. Maka dari itu, kita ingin berkontribusi dengan pencetakan modul PJJ luring yang bisa dipakai anak-anak di pelosok, agar mereka tidak mengalami ketertinggalan pembelajaran yang semakin jauh,” harap Vera.
“Semoga sinergi kita bisa semakin erat,” pungkas Vera seraya menegaskan kembali komitmen Danone untuk turut menjaga dan memperluas akses pendidikan yang bermutu bagi peserta didik secara adil dan inklusif.
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Sekolah Dasar Ditjen Paudasmen, Sri Wahyuningsih bersama Vice President General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto yang disaksikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar, dan Menengah (Sesditjen Pauddasmen), Sutanto. (Sumber: Siaran Pers Kemendikbud)