Banyak hal bisa dilakukan oleh peserta didik untuk berkreasi dan berinovasi selama melakukan kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di masa pandemi Covid-19. Seperti membuat prakarya, belajar mengaktualisasikan diri dan membuat konten di sosial media, atau melakukan kegiatan seni yang bisa dilakukan di rumah.

”Kreativitas serta inovasi yang diterapkan sejak dini akan menghasilkan sumber daya manusia unggul,” kata Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd, Direktur Sekolah Dasar (SD) Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud pada Kamis, 1 Oktober 2020.

Beliau menjadi pembicara dalam kegiatan Serial Kawah Kepemimpinan Pelajar Program Adem 2020. Kegiatan yang dilaksanakan secara daring melaui Zoom Meeting dihadiri oleh para siswa SMA yang ada di seluruh Indonesia, dimulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera hingga Papua.

Sri Wahyuningsih mengatakan, era saat ini banyak anak-anak yang memiliki cita-cita unik, misalnya saja ingin menjadi selebgram atau influencer, dan menjadi content creator. Hal tersebut bisa dilakukan oleh anak-anak di rumah, di masa pandemi Covid-19 ini.

”Mulailah melakukan kreativitas di rumah dengan membuat konten video yang sederhana. Saya yakin jika dilakukan dan ditempa sejak dini, akan membuahkan hasil yang baik. Ibarat seperti batu berlian yang harus diempa terlebih dulu sebelum akhirnya menjadi berharga,” katanya.

Ia berpesan kepada para siswa, pandemi Covid-19 jangan dijadikan hambatan untuk berkreativitas, akan tetapi harus dijadikan pacuan untuk menumbuhkan sikap kreativitas dan inovatif. Karena sikap kreativitas itu sesuai dengan karakter Pelajar Pancasila yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai implementasi dari program penguatan pendidikan karakter yang merupakan mandat Presiden Joko Widodo.

”Adapun karakter dari Pelajar Pancasila diantaranya anak-anak harus bernalar kritis dan dapat memecahkan masalah. Pelajar Pancasila juga harus mandiri, harus kreatif dan bisa menciptakan hal-hal baru, bisa berinovasi secara mandiri, dan dia punya rasa cinta pada hal-hal kesenian dan budaya,” ujar Sri Wanhyuningsih.

Pelajar juga harus punya sikap gotong royong. Semangat kolaborasi ini akan menjadi soft skills yang sangat relevan sampai kapan pun. Selain itu, pelajar harus memiliki sikap kebhinekaan global yang harus mencintai keberagaman budaya, mencintai keberagaman agama dan ras secara internasional.

”Sudah harus ada perluasan pengetahuan budaya, dari dalam negeri ke tingkat global. Karena itu, pelajar Indonesia diminta memiliki rasa sebagai penduduk global yang wajib berkompetisi,” katanya.

Melalui video-video kreatif Program Adem 2020 dari para siswa di berbagai daerah yang ditayangkan pada kegiatan tersebut, Sri Wahyuningsih mengatakan hal itu sudah menunjukan bahwa Indonesia sangat kaya akan seni dan budaya. Itu bisa menjadi modal untuk kompetisi menuju global.

“Dan yang terakhir adalah sikap berakhlak mulia. Di sinilah moralitas, etika, spiritual itu ada. Jadi mau enggak mau pendidikan karakter harus jadi pilar inti dari pembangunan pendidikan nasional,” pungkasnya. (*)