Anak SD SedangMakan

Sahabat Sekolah Dasar sering mendapati anak mengonsumsi keripik, mie instan atau makanan olahan lainnya seperti sosis, nugget yang tinggi kandungan garamnya?

Ternyata,kebiasaan mengkonsumsi makanan tinggi garam dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan anak lho, terlebih di masa dewasanya kelak. 

Mengonsumsi makanan yang tinggi garam secara berlebihan dan berkepanjangan akan berdampak negatif bagi kesehatan anak baik sekarang atau saat anak dewasa. Konsumsi garam berlebihan tersebut dapat meningkatkan risiko hipertensi (tekanan darah tinggi) dan gagal ginjal. Lalu,  berapa konsumsi garam harian yang dianjurkan?

 

Apakah Garam Dapur itu sama dengan Sodium?

Sebelum membahas tentang batas konsumsi garam, perlu diperhatikan terlebih dahulu terkait garam dapur dan sodium. Selama ini garam dapur dan sodium dianggap dua hal yang sama. Padahal kedua hal tersebut berbeda.

Merujuk pada laman FDA (Food and Drug Administration) garam dapur memiliki nama kimia natrium/sodium klorida. Garam dapur merupakan senyawa berbentuk kristal yang melimpah di alam, sedangkan sodium merupakan mineral yang ditemukan dalam garam dapur. Sehingga penggunaan kata sodium dan garam itu berbeda.

Dalam 100 g garam dapur terdapat sekitar 38.758 mg sodium. Dari data tersebut dapat kita simpulkan bahwa jumlah garam sebenarnya adalah 2,5 kalinya dari kandungan sodium yang tertera pada kemasan. 

 

Batas Konsumsi garam 

Kementerian Kesehatan melalui Permenkes Nomor 30 Tahun 2013 menganjurkan konsumsi natrium/sodium tidak melebihi 2000 mg per orang per hari. Ini berarti sekitar 5000 mg garam dapur. 

Dari angka tersebut, ternyata anak-anak membutuhkan garam yang lebih sedikit. Menurut NASEM (National Academy of Sciences, Engineering and Medicine), kebutuhan sodium anak umur 4-8 tahun adalah 1000 mg atau setara dengan 2500 mg garam dapur.  Sedangkan, anak berusia 9-13 tahun dianjurkan untuk mengonsumsi sodium tidak lebih dari 1200 mg per hari atau sekitar 3000 mg garam dapur sehari.

Mengingat konsumsi garam yang berlebihan dapat berdampak buruk bagi kesehatan anak, maka penting bagi guru dan orang tua untuk mendampingi dan mengedukasi anak saat memilih makanan yang hendak mereka konsumsi. 

Ajakan untuk mengurangi konsumsi garam merupakan salah satu usaha dari fokus gerakan sekolah sehat yakni mendorong konsumsi makanan sehat bergizi. Konsumsi makanan yang sehat dan bergizi pada anak akan membantu anak tumbuh dan berkembang secara optimal. 

 

Yuk kita wujudkan anak Indonesia yang lebih sehat!

 

Penulis: Sifa Lutfiyani Atiqoh

Sumber: 

Permenkes Nomor 30 Tahun 2013 (https://peraturan.go.id/files/bn617-2013.pdf)

https://ayosehat.kemkes.go.id/penting-ini-yang-perlu-anda-ketahui-mengenai-konsumsi-gula-garam-dan-lemak

https://www.fda.gov/food/nutrition-education-resources-materials/sodium-your-diet

Gowrishankar M, Blair B, Rieder MJ. Dietary intake of sodium by children: Why it matters. Paediatr Child Health. 2020 Feb;25(1):47-61. doi: 10.1093/pch/pxz153. Epub 2020 Feb 6. PMID: 32042243; PMCID: PMC7002818.

National Academies of Sciences, Engineering, Medicine. Dietary Reference Intakes for Sodium and Potassium, March 2019 www.nationalacademies.org/hmd/Reports/2019/dietary-reference-intakes-sodium-potassium.aspx