Sebagus apapun tempat menuntut ilmu di luar sana, namun rumah akan selalu menjadi tempat belajar utama bagi anak-anak. Begitu pula dalam mempelajari kebiasaan online yang sehat. Apalagi di era saat ini teknologi informasi sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Tidak mengenal usia, dari sejak balita hingga dewasa.

Untuk memahami teknologi yang berkembang pesat merupakan tantangan yang tidak mudah. Oleh karena itu orangtua sebagai guru utama bagi anak-anak harus mampu mempelajari bagaimana memanfaatkankan teknologi dan perkembangan sosial media dengan bijak dan tidak salah pergaulan.

Berbicara sosial media yang sudah menjadi kebutuhan masyarakat di era saat ini, ada 5 sikap yang harus dicermati dalam bersosial media. Yaitu cerdas alias harus hati-hati dalam berbagi, cermat jangan mudah tertipu iming-iming palsu, tangguh dengan menjaga rahasiamu, bersikap bijak seperti menjadi teladan kebaikan dan bersikap berani dengan bertanya kalau merasa ragu.

  1. Cerdas (Hati-Hati Dalam Berbagi)

Di era teknologi dengan kapasitas internet yang kian mumpuni, informasi akan mudah menyebar dengan sangat cepat di berbagai media sosial. Kalau pengguna media sosial tidak berhati-hati, bisa-bisa akan terjebak dalam masalah dan tidak sedikit berakibat panjang.

Agar hal tersebut tidak terjadi, solusinya adalah pengguna internet perlu belajar cara berbagi dan mengetahui apa saja yang bisa dibagikan kepada orang, baik yang dikenal maupun tidak. Pengguna internet tidak terkecuali orang tua harus memahami jenis informasi yang dapat dibagikan dan jenis informasi yang seharusnya dirahasiakan, atau hanya boleh diketahui oleh keluarga.

Kemudian berdiskusi bersama keluarga tentang apa yang bisa dilakukan oleh anak untuk memutuskan apa yang boleh dibagikan dan kepada siapa dia boleh membagikannya.  Selain itu juga harus mempelajari cara memahami privasi dari berbagai perspektif.

  1. Jangan Mudah Tertipu

Penting untuk membantu anak-anak menyadari bahwa situasi dalam dunia online tidak selalu benar, asli, atau dapat dipercaya. Membedakan yang palsu atau fake sangatlah penting dalam keamanan bersosial media. Oleh karena itu orang tua harus mampu memberikan pemahaman kepada anak bahwa tidak semua hal yang ada di internet adalah benar.

Orang tua juga harus memberikan edukasi kepada anak bagaimana cara kerja penelusuran online dan pentingnya berpikir kritis saat menelusuri Web untuk mencari informasi dan konten lain. Harus dapat memikirkan kebenaran dari hasil penelusuran, situs, dan sumber informasi lainnya, serta mewaspadai misinformasi, “berita palsu/ hoax,” dan manipulasi.

  1. Jaga Rahasiamu

Bersosial media tidak serta merta sebagai iseng belaka. Sebagai pengguna sosial media atau media online, orang tua wajib memahami dan mampu memberikan pemahaman terkait pentingnya keamanan informasi, akun, dan perangkat pribadi, dimana sama pentingnya dengan privasi diri sendiri. Sandi yang kuat dan komitmen untuk tidak membagikannya sangatlah penting untuk melindungi perangkat, identitas, reputasi, dan hubungan keluarga yang bisa saja dapat dimanfaatkan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab.

 

  1. Jadi Teladan Kebaikan

Internet merupakan alat komunikasi yang luar biasa. Internet bisa digunakan untuk menyebarkan informasi yang menginspirasi dan memotivasi, tetapi juga komentar dan pendapat yang mengejutkan dan penuh kebencian. Sayangnya, Internet tidak dapat membedakan mana yang baik dan mana yang jahat.

Di sinilah peran orangtua untuk menjadi teladan bagi anak-anaknya. Karena keluarga merupakan pembawa pengaruh yang kuat terhadap anak-anak. Keluarga dapat membantu anak-anak melakukan “hal yang benar” dengan mewujudkan konsep “perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan,” mendukung teman-temannya, serta tidak mendukung drama dan perilaku perundungan (bullying). (*)