Tidak mudah menjalani Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriyah karena jauh dari keluarga dan sanak saudara. Ini tahun kedua umat muslim menjalani Idul Fitri di tengah pandemi Covid-19. Ini tahun kedua juga mudik dilarang demi mencegah penularan Covid-19.

Tetapi bukan berarti silaturahmi dengan keluarga dan sanak saudara di kampung halaman tidak bisa dilakukan. Silaturahmi bisa dilakukan dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi.

“Dengan adanya kecanggihan teknologi, mari kita manfaatkan untuk bisa menyapa keluarga kita yang jauh. Mari kita tetap sama-sama berdoa untuk keluarga kita agar bisa diberi kesehatan dan kebahagiaan, khususnya di hari raya di masa pandemi ini,” kata Direktur Sekolah Dasar, Kemendikbudristek, Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd., pada kegiatan silaturahmi rutin dan pengajian secara virtual, Senin, 10 Mei 2021.

Seperti diketahui, setiap pekan dianggendakan rapat keluarga besar Direktorat Sekolah Dasar yang antara lain membahas progres pekerjaan tiap kelompok kerja, update informasi terkait program lintas instansi, strategi capaian dan lain-lain. Kali ini, melengkapi ibadah puasa Ramadan sekaligus menyambut Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriyah, agenda mingguan itu diisi dengan siraman rohani.   

Sri Wahyuningsih mengingatkan bahwa selalu ada hikmah dibalik setiap peristiwa. Apalagi peristiwa besar yang mengguncang dunia seperti pandemi Covid-19. Beliau mengajak seluruh pegawai untuk merenungkan kembali hikmah di balik pandemi ini, dan bersyukur atas nikmat dari Yang Maha Kuasa.

“Sisi baik dari adanya pandemi Covid-19 di bulan Ramadan ini mengingatkan kita bahwa sejatinya tempat terbaik adalah di rumah. Kita bisa melakukan ibadah lebih khusyuk. Oleh karena itu kita harus sama-sama introspeksi,” kata Direktur Sekolah Dasar.

Dalam kesempatan itu, Sri Wahyuningsih juga mengajak satuan pendidikan sekolah dasar di seluruh Indonesia untuk bersama-sama saling bersinergi, dalam upaya melahirkan generasi emas di masa yang akan datang melalui contoh atau teladan yang baik.

“Contoh baik ini bisa kita praktikkan kepada keluarga kita, lingkungan kita, dan anak-anak didik kita.  Agar di mana pun kita berada, tetap bisa memberikan manfaat untuk orang lain. Terlebih di tengah pandemi ini, kita juga harus memberi contoh mengenai kebiasaan baru dan penerapan protokol kesehatan. Salah satu implementasinya adalah dengan tidak mudik demi kemaslahatan bersama,” katanya.

Ustadzah Lulung Mumtaza dalam tausiyah-nya secara virtual menyampaikan bahwa silaturahmi dapat dilakukan dalam 4 cara.  Cara pertama adalah datang ke rumahnya,  cara kedua dapat dilakukan dengan berbuat baik seperti memberikan bingkisan atau kebutuhan lainnya. Cara ketiga adalah silaturahmi dengan membantu semampunya, bisa dalam bentuk doa. Terakhir bersikap memahami. 

”Dari 4 cara silaturahmi, di tengah pandemi Covid-19 ini kita dapat melakukan 3 diantaranya, tanpa harus tatap muka. Meskipun tidak dapat bertemu langsung, menurut Ibnu Abbas itu sudah bisa disebut silaturahmi,” papar Ustadzah Lulung.

Oleh karena itu, meskipun lebaran tahun ini masih harus di rumah saja, tanpa harus melakukan kontak fisik dengan orang lain maupun kegiatan lainnya, silaturahmi tetap bisa jalan. Karena silaturahmi tidak harus tatap muka.

“Keadaan pandemi ini tidak akan mengurangi esensi Idul Fitri kita, ibadah kita. Dan kita juga tidak harus putus silaturahmi, apalagi sekarang zaman digital kita bisa menggunakan sosial media untuk melakukan silaturahmi. Kita harus beradaptasi dengan kebiasaan baru dan itu juga tidak akan mengurangi pahala karena kita dalam kondisi pandemi,” tutupnya. (Hendriyanto)