Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim memberikan pembekalan serta motivasi kepada 2.500 mahasiswa yang terpilih untuk mengikuti program Kampus Mengajar Perintis (KMP). Acara pembekalan mahasiswa peserta KMP dilaksanakan selama 5 hari, yaitu pada 5-9 Oktober 2020 menggunakan aplikasi Zoom.

Ribuan mahasiswa ini merupakan pasukan pertama dari program KMP yang akan terjun ke lapangan. Oleh karena itu pasukan pertama ini diharapkan bisa mensukseskan program terbaru Kemendekbud ini.

“Saya minta adik-adik mahasiwa ini serius mengikuti pembekalan serta serius mengikuti program ini sampai selesai. Selain itu harus kuatkan lagi niat teman-teman mengikuti program ini. Kalau niatnya tidak serius, bukan berniat untuk membantu satuan pendidikan Indonesia, lebih baik teman-teman mundur,” tegas Nadiem dalam sambutannya melalui Zoom, Senin, 5 Oktober 2020.

Menurutnya tugas ini bukanlah tugas yang mudah, karena para mahasiswa akan terjun ke berbagai macam daerah untuk membantu para guru dan memastikan bahwa pendidikan serta pembelajaran masih bisa berlangsung di tengah pandemi Covid-19.

Nadiem juga menyampaikan program KMP ini merupakan salah satu implimentasi dari impiannya terhadap dunia pendidkan Indonesia. Dimana ia ingin Indonesia menjadi negara pertama di dunia yang paling banyak memberdayakan mahasiswa mengajar sebelum ia lulus kuliah.

“Visi Kemendikbud adalah sebelum lulus mahasiswa harus memberikan kontrubusi pada negeri dengan mengajar. Saya ingin 10 tahun ke depan Indonesia menjadi negara paling banyak mahasiswa mengajar di dunia. Dan ini nanti akan menjadi ciri khas Indonesia di mata dunia,” jelas Nadiem.

Dalam kegiatan yang dihadiri para pejabat Kemendikbud, perwakilan kampus dan ribuan mahasiswa secara virtual, Nadiem menyampaikan prinsip-prinsip dasar yang harus dipegang teguh oleh para mahasiswa, sebelum mereka terjun ke lapangan sebagai tenaga pengajar mendampingi para guru di daerah.

“Prinsip yang pertama itu adalah teguhkan hati nurani, niat kita adalah melakukan yang terbaik untuk membantu pendidikan Indonesia. Prinsip yang kedua dalam pembelajaran bahwa konsep bermain itu adalah belajar. Prinsip yang terakhir adalah tidak ada kegiatan pembelajaran yang efektif tanpa adanya interaktif,” jelas Mendikbud Nadiem Makarim.

Ia melanjutkan, dalam interaktif pembelajaran itu ada tiga komponen di dalamnya, yaitu harus banyak bertanya, banyak mencoba dan banyak karya dari kedua belah pihak, baik guru maupun siswa. Situasi pandemi menyadarkan dunia pendidikan bahwa guru tidak bisa digantikan oleh teknologi.

“Pandemi Covid-19 menyadarkan saya dan kita semua, jika peran guru untuk mengajar tidak bisa digantikan oleh teknologi. Mungkin bisa disempurnakan oleh teknologi, tapi tidak bisa digantikan,” ujarnya.

Program Kampus Mengajar Perintis (KMP) ini diikuti 2.500 mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia yang sudah terpilih melalui penyeleksian yang dilakukan oleh pihak kampus, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) serta tim dari Kemendikbud. Para mahasiswa ini nantinya akan ditugaskan di 324 kabupaten/kota dengan 358 sekolah di satuan pendidikan Sekolah Dasar (SD).

Nur Fitriana MA., Fungsional PTP Ahli Muda Direktorat Sekolah Dasar Kemendikbud menjelaskan, pada program KMP ini mahasiwa bukanlah mengantikan peran guru, melainkan mendampingi para guru dalam mengajar siswa yang dilakukan baik secara luring (luar jaringan) maupun daring (dalam jaringan).

“Jadi mahasiswa nanti akan membantu para guru mengajar melalui luring dan daring. Selain itu mahasiwa harus memahami strategi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ini karena tidak semua guru memahami strategi pembelajaran yang sudah disampaikan oleh pusat (Kemendikbud). Jadi mahasiwa harus bisa menyampaikan ini,” ujar Fitriana.

Sebelum terjun ke lapangan, lanjutnya, para mahasiswa ini juga harus benar-benar paham apa itu pembelajaran melalui luring ataupun daring.

“Seperti yang kita tahu kalau pembelajaran daring itu kita menggunakan media teknologi, baik melalui aplikasi whatsapp, Zoom, Google Meet maupun sosial media yang selama ini digunakan oleh para tenga pengajar. Sementara pembelajaran melalui luring bisa melalui televisi dimana siswa bisa melihat kegiatan belajar melalui channel TVRI, bisa juga menggunakan saluran radio AM ataupun FM, menggunakan HT serta tidak menutup kemungkinan mahasiwa ini akan melakukan guru kunjung, dimana mendatangi siswa ke rumah namun tetap dilakukan sesuai protokol kesehatan,” tandasnya.

Kampus Mengajar perintis (KMP) merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang bertujuan untuk memberikan solusi bagi sekolah yang terdampak pandemi dengan memberdayakan para mahasiwa yang berdomisili di sekitar wilayah sekolah, untuk membantu para Guru dan Kepala Sekolah dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. (Kumi/Hendri)