Revitalisasi Pendidikan Karakter Wujudkan SDM dengan Keterampilan Abad 21

Pendidikan karakter perlu diperkuat di tengah pesatnya arus informasi pada era digital. Penguatan pendidikan karakter harus dimulai dari tingkat dasar. Demikian ditegaskan Direktur Sekolah Dasar, Kemendikbudristek, Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd dalam Seminar Sehari Pendidikan Karakter Tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi, Selasa, 16 November 2021.

Sri Wahyuningsih menjelaskan, Presiden Joko Widodo menginstruksikan untuk melakukan pembangunan sumber daya manusia (SDM) sebagai fondasi pembangunan bangsa menuju generasi emas 2045. SDM Indonesia yang dibekali keterampilan abad 21 sebagai perisai dalam menghadapi kondisi degradasi moral, etika, dan budi pekerti.

“Untuk mewujudkan generasi emas 2045, dibentuklah Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Sebuah gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi), dan olahraga (kinestetik). Dengan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM),” jelas Sri Wahyuningsih.

Tujuan Penguatan Pendidikan Karakter adalah membangun dan membekali peserta didik sebagai generasi emas Indonesia Tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dan karakter yang baik guna menghadapi dinamika perubahan di masa depan. Selain itu juga untuk mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan pendidikan karakter sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan pendidikan bagi peserta didik. Tentunya dengan pelibatan masyarakat melalui pendidikan jalur formal, non formal, dan informal dengan memperhatikan keragaman budaya Indonesia.

“Tujuan Penguatan Pendidikan Karakter adalah merevitalisasi potensi dan kompetensi pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, masyarakat, dan lingkungan keluarga,” tegas Direktur Sekolah Dasar.

Pengembangan nilai-nilai karakter yang harus diterapkan kepada peserta didik diantaranya ialah religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta Tanah Air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab. Hal ini sangat relevan dengan Profil Pelajar Pancasila.

Revitalisasi Pendidikan Karakter Wujudkan SDM dengan Keterampilan Abad 21

Sri Wahyuningsih memaparkan, seperti yang tertuang dalam Nawacita ke 8, dalam melakukan revolusi karakter bangsa harus dilakukan berbagai upaya, diantaranya:

  • Membangun pendidikan kewarganegaraan (sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan budi pekerti).
  • Penataan kembali kurikulum pendidikan nasional.
  • Mengevaluasi model penyeragaman dalam sistem pendidikan nasional.
  • Jaminan hidup yang memadai bagi para guru khususnya di daerah terpencil.
  • Memperbesar akses warga miskin untuk mendapatkan pendidikan.

“Dengan menumbuhkan pendidikan karakter sejak dini pada anak-anak sebagai tunas Pancasila, bisa menjadi dorongan kuat untuk menumbuhkan Profil Pelajar Pancasila. Sehingga anak-anak Indonesia akan tumbuh menjadi generasi unggul dan berdaya saing global,” katanya.

Perempuan yang akrab disapa Nining ini menerangkan, ada 3 ruang lingkup untuk penyelenggaraan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Pertama adalah PPK pada satuan pendidikan jalur pendidikan formal, kemudian PPK pada satuan pendidikan jalur pendidikan non formal, dan terakhir PPK pada satuan pendidikan jalur pendidikan informal.

“Prinsip penyelnggaraannya berorientasi pada berkembangnya potensi peserta didik secara menyeluruh dan terpadu, keteladanan dalam penerapan pendidikan karakter pada masing-masing lingkungan pendidikan, serta berlangsung melalui pembiasaan dan sepanjang waktu dalam kehidupan sehari-hari,” tuturnya.

Revitalisasi Pendidikan Karakter Wujudkan SDM dengan Keterampilan Abad 21

Dalam membangun generasi emas 2045 yang dibekali keterampilan abad 21, Sri Wahyuningsih menjelaskan ada beberapa keterampilan yang dibutuhkan setiap siswa. Pertama siswa harus dibekali kualitas karakter agar siswa dapat beradaptasi pada lingkungan yang dinamis.

“Kualitas karakter ini melingkupi religius, nasionalis, mandiri, integritas, gotong royong, toleransi, tanggungjawab, kreatif dan peduli lingkungan,” ujarnya.

Selanjutnya siswa harus dibekali dengan literasi dasar yaitu bagaimana siswa mampu menerapkan keterampilan dasar sehari-hari. Diantaranya literasi baca tulis, literasi berhitung, literasi sains, literasi teknologi informasi dan komunikasi, literasi finansial, serta literasi budaya dan kewarganegaraan.

Yang ketiga, siswa harus dibekali dengan kompetensi bagaimana bisa memecahkan masalah yang kompleks. Itu artinya siswa harus mampu berpikir kritis, kreatif, mampu berkomunikasi, serta mampu menjalin kolaborasi,” imbuhnya.

Terkait dengan upaya Penguatan Pendidikan Karakter, Direktur Sekolah Dasar menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Kota Sungai Penuh yang sangat memperhatikan pendidikan karakter bagi peserta didik, khususnya di jenjang sekolah dasar sebagai tunas Pancasila.

“Saya mewakili Kemendikbudristek mengapresiasi upaya Pemerintah Kota Sungai Penuh dalam memajukan mutu pendidikan. Walikota Sungai Penuh ini baru 4 bulan dilantik dan beliau konsen sekali pada pendidikan karakter,” kata Sri Wahyuningsih.

Beliau mengapresaisi salah satu program Pemereintah Kota Sungai penuh dalam menumbuhkan karakter baik pada anak dari sejak dini. Yaitu kegiatan mengajai selepas magrib dan sebelum isya.

“Jadi di setiap habis shalat magrib sampai isya anak-anak diberikan pembelajaran agama. Diharapkan orang tua juga menemani dan mendampingi anak-anaknya mengaji di rumah. Nah ini cara beliau memperbaiki karakter. Bahkan Walikota juga sudah mengeluarkan peraturan Walikota tentang perubahan karakter,” katanya.

Sri Wahyuningsih juga mengapresiasi Tim Penggerak PKK Kota Sungai Penuh yang dengan sigap turun ke masyarakat, membangun dan mengedukasi keluarga melalui program Dasawisma. Dasawisma merupakan program kerja PKK mulai dari pusat sampai ke desa, yang terdiri dari kelompok ibu dari 10 Kepala Keluarga (KK), yang melakukan aktivitas bermanfaat bagi keluarga.

”Tim Penggerak PKK melakukan edukasi terhadap keluarga, membimbing keluarga untuk selalu berbagi peran dengan pihak sekolah. Mengedukasi anak-anak kita untuk perbaikan karakternya. Saya sangat mengapresiasi peran PKK yang sigap di era yang dinamis ini melalui program Dasawisma,” katanya.

Revitalisasi Pendidikan Karakter Wujudkan SDM dengan Keterampilan Abad 21

Drs. Ahmadi Zubir, M.M., Walikota Sungai Penuh menyampaikan upaya pemerintah dalam peningkatan, perluasan dan pemerataan pendidikan. Yaitu dengan memberikan perhatian yang lebih kepada peningkatan mutu dan layanan pendidikan yang adil dan merata.

“Karena salah satu target pemerintah secara nasional terhadap kualitas sumber daya manusia pendidikan adalah menciptakan sumber daya manusia yang bermoral dan berkarakter kuat serta berdaya saing global,” ujarnya.

Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah tidak hanya terfokus pada pencapaian kualitas akademik saja. Akan tetapi juga menyangkut aspek non akademik melalui kegiatan pendidikan karakter, pendidikan kultural budaya dan pendidikan keagamaan setiap hari.

“Kita berharap dengan upaya-upaya yang telah kaki lakukan, hendaknya ada penguatan-penguatan ke arah yang lebih baik dalam dunia pendidikan di Kota Sungai Penuh,” katanya

Sebagai bentuk realisasi peningkatan mutu pendidikan untuk menumbuhkan karakter anak, Pemerintah Kota Sungai Penuh rutin setiap tahun menyelenggarakan Seminar Sehari Pendidikan Karakter yang terprogram dan terintegrasi di satuan pendidikan jenjang sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).

”Kegiatan tahunan ini merupakan program kemitraan pembinaan tim penggerak PKK Kota Sungai Penuh, yang diharapkan mampu memberikan layanan pendidikan sebaik-baiknya kepada semua peserta didik dalam membekali mereka dengan pengetahuan, karakter tangguh, berkepribadian dan berbudi pekerti luhur. Agar peserta didik mampu menjadi generasi emas masa depan yang berhasil menjawab tantangan zaman. Serta memajukan dan mengangkat harkat serta martabat individu mereka sendiri, keluarga, masyarakat dan daerah,” kata Ahmadi Zubir.

Herlina Ahmadi, istri Walikota sekaligus Ketua Panitia Seminar Sehari Pendidikan Karakter menambahkan, kegiatan pendidikan karakter yang dilaksanakan melalui program Kemitraan Dinas Pendidikan dan Tim Penggerak PKK Kota Sungai Penuh ini merupakan salah satu program kegiatan pembinaan PKK yang sudah disusun secara tahunan, dan bermanfaat untuk sistem penanaman nilai-nilai karakter unggul dan tangguh.

”Karena kami menilai pendidikan karakter peserta didik merupakan perpaduan antara moral, etika, dan akhlak. Moral lebih menitikberatkan pada kualitas perbuatan, tindakan dan perilaku manusia. Sebaliknya, etika memberikan penilaian tentang baik dan buruk berdasarkan norma-norma yang berlaku dalam tatanan kehidupan masyarakat. Sedangkan akhlak tatanannya lebih menekankan bahwa pada hakikatnya dalam diri manusia itu telah tertanam keyakinan dimana keduanya (baik dan buruk) itu ada,” jelasnya.

Oleh karena itu, pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang tujuannya mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk. Memelihara apa yang baik itu dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

”Selaku pribadi dan Ketua Tim Penggerak PKK Kota Sungai Penuh, kami sangat menyambut baik suksesnya penyelenggaraan program kegiatan Seminar Sehari Pendidikan Karakter Tahun 2021 ini. Semoga melalui kegiatan ini bisa memberikan dampak yang luar biasa bagi masyarakat, khususnya masyarakat Kota Sungai Penuh,” katanya. (Hendriyanto)