Dimulainya vaksinasi Covid-19 terhadap pendidik dan tenaga kependidikan menjadi harapan baru bagi dunia pendidikan. Satuan pendidikan akan semakin percaya diri untuk menyelenggarakan pembelajaran tatap muka. Anak-anak yang sudah hampir setahun belajar di rumah bisa segera kembali ke sekolah. 

Seperti diketahui, pada hari Rabu, 24 Februari 2021, Presiden Joko Widodo menyaksikan pelaksanaan vaksinasi pertama untuk guru, tenaga kependidikan, dan dosen yang berlangsung di SMA Negeri 70, Bulungan, Jakarta Selatan.

"Hari ini vaksinasi untuk tenaga pendidik dan tenaga kependidikan telah dimulai," ujar Jokowi selepas meninjau pelaksanaan vaksinasi di SMA 70 yang ditayangkan langsung di channel Youtube Sekretariat Presiden. "Saya tadi menyaksikan semuanya berjalan lancar. Guru, tenaga pendidik yang ada di sini telah mulai divaksin," kata Presiden.

Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud, Jumeri dalam Webinar Vaksinasi Bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan mengatakan, pemberian vaksin sangat penting, bukan hanya melindungi masyarakat dari Covid-19 tetapi juga memulihkan kondisi sosial ekonomi dan pendidikan. 

“Tenaga pendidik baik guru maupun dosen memiliki resiko tinggi terhadap Covid-19, sehingga pembelajaran tatap muka masih sangat beresiko untuk diterapkan. Saat ini tercatat 86% satuan pendidikan kita masih belajar dari rumah dan hanya 14% melaksanakan pembelajaran tatap muka. Padahal sebagian besar peserta didik terkendala dalam pelaksanaan belajar di rumah. Keterbatasan internet menjadi kendala yang paling besar,” ujar Dirjen PAUD, Dikdas, dan Dikmen, Rabu, 24 Februari 2021.

Ia menjelaskan, upaya pemerintah dalam melakukan vaksinasi kepada pendidik dan tenaga kependidikan ini dalam rangka akselerasi pembelajaran tatap muka. Dimana diharapkan setelah divaksinasi nanti ada keberanian masyarakat untuk segera memulai pembelajaran di sekolah.

“Kemendikbud bekerjasama dengan Kemenkes dan Kemenag melaksanakan program vaksinasi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan agar pembelajaran tatap muka segera dapat diimplementasikan,” imbuhnya.

Dirjen PAUD, Dikdas, dan Dikmen mengingatkan, kesuksesan pelaksanaan vaksinasi terhadap pendidik dan tenaga pendidikan di Indonesia kuncinya ada pada dukungan pemerintah daerah, baik kabupaten, kota maupun provinsi.

“Karena jumlah vaksinnya terbatas, tidak bisa langsung serentak seluruh Indonesia. Kami berharap pada bulan Juni nanti total seluruh wilayah sudah divaksinasi. Wilayah-wilayah yang sudah lebih dulu menerima vaksinasi secara tuntas, diharapkan bisa segera memulai pembelajaran tatap muka dan segera berkoordinasi dengan Gugus Tugas Covid-19 setempat sesuai SKB 4 Menteri tentang Pembelajaran Tatap Muka. Selain itu pemerintah pusat dan daerah juga memiliki tantangan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya vaksinasi. Jadi bapak ibu guru dan dosen juga diharapkan menjadi duta vaksinasi untuk menjelaskan kepada peserta didik pentingnya vaksinasi,” papar Dirjen PAUD, Dikdas, dan Dikmen.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud Iwan Syahril menyampaikan vaksinasi untuk pendidik dan tenaga kependidikan menjadi prioritas negara dalam upaya mengatasi masalah yang dihadapi dunia pendidikan. Cakupan vaksinasi bagi tenaga pendidik adalah sekolah negeri dan sekolah swasta, sekolah formal maupun non-formal, termasuk lembaga pendidikan di bawah Kemenag.

“Kita akan membagi tahapan pemberian vaksin sebagai berikut; tahap pertama vaksinasi dilakukan untuk pendidik dan tenaga kependidikan jenjang PAUD, SD, SMP dan sederajat. Lalu tahap kedua untuk pendidik dan tenaga kependidikan SMA, SMK dan sederajat. Tahap ketiga vaksinasi untuk pendidik di jenjang pendidikan tinggi,” ujarnya.

Iwan Syahril juga menyampaikan, Kemendikbud mengapresiasi komitmen dari Kemenkes bahwa vaksinasi untuk pendidik dan tenaga kependidikan dapat selesai sebelum tahun ajaran baru, yaitu pada bulan Juni mendatang. Karena vaksinasi untuk guru di semua jenjang ini sudah menjadi arahan Presiden bahwa pendidik dan tenaga kependidikan di semua jenjang harus bisa selesai sebelum tahun ajaran baru.

“Diharapkan akhir Mei seluruh vaksin bagi pendidik dan tenaga kependidikan sudah selesai, dan di akhir Juni sudah selesai vaksinasi kedua. Pasca vaksinasi di pertengahan Juli nanti diharapkan semua satuan pendidikan dari dasar dan menengah sudah dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka. Jadi pembelajaran di sekolah diharapkan bisa berangsur normal kembali,” ujarnya. (Hendriyanto)