Oleh Diah Asih Sukesi

Sekolah berbasis digital untuk peserta didik, kepala sekolah, guru dan operator sekolah di semua jenjang satuan pendidikan akhirnya diwujudkan pada Jumat, 10 Desember 2020. Karena seperti kita ketahui teknologi memiliki peran penting dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran dan peningkatan akses pembelajaran. Sekolah berbasis digital ini merupakan jalur komunikasi resmi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Acara peluncuran sekolah berbasis digital yang dipandu oleh host cantik Yohana Margaretha, dan terselenggara atas kerjasama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama serta Kementerian Komunikasi dan Informatika ini dilaksanakan sebanyak tiga sesi.

Kegiatan yang pertama dibuka oleh paparan dari Sekretaris Jenderal Kemendikbud, Bapak Ainun Naim. Beliau mengemukakan bahwa akun pembelajaran yang dibangun ini sangat bermanfaat bagi siswa untuk memudahkan mereka pada saat belajar di masa pandemi. Ia juga memaparkan, dalam akun tersebut ada beberapa aplikasi yang memudahkan guru dan siswa untuk melakukan interaksi dalam pembelajaran, baik berbasis project maupun portofolio.

Sementara itu untuk mengakses akun pembelajarannya sendiri ada lima tahap yang harus dilakukan, yaitu:

  1. Langkah pertama, operator masuk ke laman pd.data.kemdikbud.go.id;
  2. Operator memilih unduh akun csv yang berisi daftar akun dan password pada satuan pendidikan;
  3. Operator mendistribusikannya  ke warga sekolah;
  4. Pengguna menggunakan akun dan password mail.google.com;
  5. Pengguna menggunakan syarat dan ketentuan untuk mengubah password.

Acara yang kedua adalah pemaparan tentang "Transformasi Digital Pendidikan Madrasah Kementerian Agama, Praktik Baik Penguatan Aktivitas Pembelajaran" yang disampaikan langsung oleh Bapak Ahmad Umar dari Bidang Kurikulum, Sarana dan Prasarana serta Kelembagaan Kementerian Agama. Beliau mengemukakan beberapa point dalam paparannya yaitu a) e-Learning atau pembelajaran berbasis elektronik dan b) e-Office atau memudahkan administrasi di sekolah.

Sebelumnya Kemenag sudah mempraktekkan Digitalisasi Madrasah dan telah di launching sejak 22 September tahun 2020 lalu. Selain itu MOU dengan DUDI dan GOOGLE pun sudah dilakukan dari bulan Mei 2020. Untuk akun resminya sendiri adalah madrasah.kemenag.go.id. Kemenag mencatat dari 8 juta peserta didik yang telah aktif menggunakan sebanyak 4 juta peserta.

Beliau menyampaikan, tujuan dari Digitalisasi Madrasah ini adalah ingin menggabungkan cyber pedagogik, cyber teknologi untuk mewujudkan cyber education. Harapannya adalah untuk meningkatkan keterampilan berpikir pada siswa, kemampuan komunikasi dan kolaborasi untuk bekerja kreatif dalam program pembelajaran.

Sementara itu langkah-langkah untuk mengakses lamannya adalah sebagai berikut:

  1. Langkah pertama, pembuatan akun madrasah hebat.go.id agar anak tertantang akan hal baru;
  2. Pembuatan akun untuk pusat, kabupaten/kota;
  3. Pelatihan tingkat pusat atau kantor wilayah.

Ahmad Umar juga menyampaikan Digital Learning ini memiliki 4 bentuk yaitu:

a) Simple Digital Learning dalam rangka meminimalkan kertas, syarat di kelas harus ada LCD dan computer;
b) Aplikasi E learning madrasah merupakan karya alumni sehingga pendanaan mandiri tanpa menggunakan DIPA kemenag;
c)  Online Learning melalui internet, tugas dan pembelajaran di luar ruangan;
d)  Virtual learning, hanya untuk madrasah unggulan karena sarana dan prasarana serta SDM cukup memadai.

Acara yang terakhir dalam kegiatan peluncuran pembelajaran berbasis digital ini dipaparkan oleh Direktur Aplikasi Informatika Kementerian Informasi dan Komunikasi, Bapak Samuel Abijani Pangarepan. Beliau mengatakan terobosan ini perlu diapresiasi untuk pelaksanaan transformasi digital sektor pendidikan, dengan mengacu pada tiga pilar yaitu masyarakat, pemerintah dan bisnis. Ia juga berharap di tahun tahun 2022 semua desa dan kelurahan sudah dapat mengakses 4G.

Dalam menjawab segala tantangan perkembangan teknologi saat ini Kemendikbud bahkan sudah bermitra dengan aplikasi G suite, dimana aplikasi ini tidaklah berbayar, memiliki penyimpanan tanpa batas dan memiliki inovasi dalam penyajian pembelajaran. Akan tetapi pengalihan ke akun baru ini ia menyampaikan bersifat optional karena akun ini sebagai jalur komunikasi resmi antara warga sekolah dan Kemendikbud.

Dalam pengelolaan akun pembelajaran ini akan memuat beberapa aplikasi yang sudah dibangun oleh rumah belajar. Cukup dengan menggunakan akun google, akun pembelajaran sudah dapat diakses oleh jenjang sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, sekolah menengah kejuruan dan pendidikan kesetaraan. Semoga dengan adanya pembelajaran berbasis digital ini dapat menciptakan generasi emas Indonesia yang unggul dan berdaya saing global. (*)

Diah Asih Sukesi adalah ASN di Direktorat Sekolah Dasar Kemendikbud.