Pembelajaran di masa pandemi Covid-19 memiliki tantangan yang tidak mudah, terutama pada jenjang sekolah dasar. Pembelajaran jarak jauh, baik luring maupun daring, pada prakteknya tidak berjalan optimal. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pun terus melakukan terobosan agar peserta didik mendapatkan hak pendidikan yang layak.

Program Kampus Mengajar merupakan salah satu ikhtiar Kemendikbud memberi solusi atas persoalan yang dihadapi jenjang pendidikan sekolah dasar di tengah pandemi Covid-19. Kampus Mengajar merupakan bagian dari kebijakan Kampus Merdeka yang mengajak mahasiswa di Indonesia untuk membantu memfasilitasi pembelajaran bagi siswa sekolah dasar di wilayah 3T (terdepan, tertinggal dan terluar).

”Program ini berjalan berkat adanya sinergi yang baik antara Direktorat Jenderal PAUD, Dikdas dan Dikmen, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, dan juga Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP),” kata Dirjen PAUD Dikdas dan Dikmen, Jumeri, S.T.P., M.Si saat membuka kegiatan Bimbingan Teknis Kampus Mengajar di Yogyakarta, 14-17 April 2021.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat Sekolah Dasar ini dihadiri oleh masing-masing 2 orang perwakilan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) dari seluruh Indoensia. Tujuan dilaksanakan kegiatan Bimbingan Teknis Kampus Mangajar ini adalah untuk memberikan pemahaman dan kemampuan teknis kepada LPMP yang akan mengawal implementasi program Kampus Mengajar di daerah masing-masing.

Narasumber yang hadir diantaranya adalah Dra. Asrijanty, M.A., Ph.D., (Kepala Pusat Asesmen dan Pembelajaran), Dr. Wagiran (Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Pendidikan Tinggi), Prof. Edy Cahyono (Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Pendidikan Tinggi), dan Prof. Slamet, Ph.D.

”Saya mengandalkan LPMP sebagai ujung tombak program Kampus Mengajar ini di daerah masing-masing, dan mensinergikan pelaksanaan Kampus Mengajar dengan pemerintah daerah agar berjalan sukses,” kata Jumeri. Oleh sebab itu, lanjutnya, LPMP harus benar-benar memahami program Kampus Mengajar ini.

Dirjen PAUD, Dikdas dan Dikmen berharap terjalin kerjasama yang baik antara Kemendikbud dengan dinas pendidikan, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, untuk menyukseskan program Kampus Mengajar, dan juga program-program lainnya demi peningkatan kualitas pendidikan di Indoensia.

”Gotong royong dan sinergi diantara berbagai pihak harus semakin diperkuat, supaya kita semua dapat bersama-sama menyelesaikan persoalan pendidikan yang tidak mudah di tengah pandemic Covid-19,” katanya.

Selama empat hari bimbingan teknis ini banyak terjadi diskusi. Para peserta dari LPMP seluruh Indonesia memberikan berbagai saran dan masukan untuk kesukseskan program Kampus Mengajar. Misalnya peserta dari daerah Papua dan kepulauan Maluku menyarankan agar ke depan mahasiswa yang ditugaskan di daerah sana adalah putra daerah asli. Supaya mahasiswa tersebut betul-betul paham kondisi geografis di sana yang memang sulit.

Secara umum, para peserta yang merupakan pejabat LPMP menyambut baik program Kampus Mengajar, yang saat ini merupakan angakatan pertama. Kehadiran mahasiswa sangat membantu pihak sekolah dalam pembelajaran. Mahasiswa juga mengajarkan kepada para guru cara penggunaan teknologi informasi dalam pembelajaran.

Di sisi lain, para peserta berharap Kemendikbud memberikan pembekalan yang lebih matang kepada mahasiswa sebelum terjun ke lapangan. Supaya mahasiswa bisa lebih baik lagi selama menjalankan tugas di sekolah. Koordinasi dengan berbagai pihak juga perlu ditingkatkan sebelum mengirim mahasiswa ke daerah.

Direktur Sekolah Dasar, Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd menyampaikan terima kasih kepada seluruh jajaran LPMP atas saran dan masukan, serta kesediaan mereka mengawal program Kampus Mengajar di daerah masing-masing. ”Kita yakin sinergi yang baik ini dapat dirasakan manfaatnya oleh peserta didik kita di sekolah dasar,” katanya.

Sri Wahyuningsih mengatakan, Kampus Mengajar merupakan salah satu jenis pembinaan kreativitas mahasiswa yang mengarahkan mahasiswa untuk mengeksplorasi kemampuannya, baik pada tataran praktis maupun teoritis, yang memiliki dampak besar pada pengembangan potensi bangsa.

“Hal ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan dirinya. Dengan demikian, potensi besar generasi bangsa ke depan dapat lebih dieksplorasi lebih jauh melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat nasional. Dan memberikan peluang lebih terbuka bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi dan kreativitas yang dimiliki, demi meningkatkan potensi dan aktivitas produktifnya di kemudian hari,” ujarnya.

Direktur Sekolah Dasar melanjutkan, para mahasiswa yang mengikuti program ini merupakan mahasiswa pilihan yang sudah melalui proses seleksi yang ketat. Diharapkan bekal ilmu yang telah mahasiswa dapatkan cukup matang dalam membantu proses pembelajaran. Selain itu juga kehadiran para mahasiswa diharapkan memberi inspirasi dan kontribusi aktif bagi peserta didik jenjang sekolah dasar.

“Meski demikian perlu digaris bawahi bahwa kehadiran adik-adik mahasiswa ini bukan menjadi pesaing atau menggeser peran para guru di sekolah. Namun keberadaan mereka adalah sebagai partner guru di sekolah. Berbagi praktik baik terkait keilmuan dan juga pengalaman yang telah mereka dapatkan selama di bangku perkuliahan serta ketika menjalani pembekalan program kampus mengajar akan dapat diaplikasikan,” imbuh Sri Wahyuningsih.

Melalui program ini sekolah dan mahasiswa akan mampu berkolaborasi secara optimal. ”Tentunya harapan bagi kita semua setelah mahasiswa melakukan berbagai praktik baiknya selama mengabdikan diri di sekolah, pihak sekolah dapat terus melanjutkan program-program baik yang selama ini sudah dilakukan,” tutupnya. (Hendriyanto)