Pada tanggal 20 Nopember 2020, pemerintah menerbitkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama (Menag), Menteri Kesehatan (Menkes), dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19.

Dalam SKB tersebut, diantaranya tertuang kebijakan pemberian izin Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di satuan pendidikan pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2020/2021 yang akan berlangsung mulai bulan Januari 2021. Kendati demikian, prinsip kebijakan pendidikan di masa pandemi Covid-19 tidak berubah. Kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat tetap menjadi prioritas utama.

Oleh karena itu, implementasi kebijakan PTM tetap dilakukan secara berjenjang, mulai dari penentuan pemberian izin oleh pemerintah daerah/kanwil/ kantor kemenag, pemenuhan daftar periksa oleh satuan pendidikan, serta kesiapan menjalankan PTM. Selain itu, komite dan orangtua memiliki peran dalam menentukan izin penyelenggaraan pembelajaran tatap muka pada masing-masing satuan pendidikan.

Berkaitan dengan kebijakan tersebut, banyak sekolah merespons dengan baik dan berupaya untuk siap melaksanakan Pembelajarn Tatap Muka (PTM) dengan memperhatikan daftar periksa yang terdapat pada SKB. Salah satunya SDN Parakan Muncang 01, Nanggung Kabupaten Bogor.

Untuk menyambut sekolah tatap muka mendatang, Jejen Muhidin, S.Pd, salah seorang guru SDN Parakan Muncang menjelaskan sekolahnya sudah melakukan beberapa kegiatan. Seperti penyediaan sarana sanitasi terutama tempat cuci tangan dengan sabun serta melakukan pembelian hand​ sanitizer untuk berjaga-jaga jika tempat cuci tangan yang disediakan mengalami hambatan.

“Selain itu sekolah juga memberikan masker kepada setiap siswa agar terbiasa menggunakan masker. Kami juga membeli thermogun​ agar setiap siswa secara dini dapat diidentifikasi suhu badannya. Jika terjadi hal yang tidak diinginkan, fasilitas kesehatan (puskesmas) dapat dengan mudah diakses menggunakan berbagai sarana transportasi,” papar Jejen Muhidin.

Selain melakukan berbagai kesiapan yang terdapat dalam daftar periksa, Jejen menambahkan perwakilan orang tua/wali juga sudah memberikan persetujuan untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka.

“Hanya saja sekolah baru memiliki sebagian data terkait pemetaan warga satuan pendidikan yang memiliki riwayat kesehatan. Berdasarkan daftar periksa yang harus dipenuhi oleh sekolah, sebagian besar daftar sudah terpenuhi meskipun pada pelaksanaannya perlu perbaikan kembali. Namun setidaknya sekolah kami cukup siap untuk melaksanakan tatap muka,” katanya.

Kesiapan sekolah untuk menghadapai PTM Januari mendatang juga disampaikan oleh SDN Perdana 2 kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Pandeglang. Menurut Ujang Edi Brata, M.Pd, salah seorang guru SDN Perdana 2 mengatakan jika sekolah tempat ia mengajar merupakan sekolah persiapan merger antara SDN Perdana 1 dan SDN Perdana 2. Karena dua sekolah tersebut berada di satu lokasi yang sama dengan satu halaman sekolah. selain itu jumlah peserta didik kedua sekolah ini pun hanya berjumlah 138 orang dengan rincian 70 peserta didik di SDN Perdana 1 dan 68 peserta didik di SDN Perdana 2, dengan satu orang kepemimpinan kepala sekolah.

“Proses pembelajaran di sekolah kami dilaksanakan dengan pendekatan merger. Yakni, dilakukan proses penggabungan dalam proses pembelajaran. Dengan merger​​, rasio ruang belajar dan peserta didik serta tenaga pendidik dirasa cukup ideal untuk dapat melaksanakan PTM di masa Pandemi COVID-19 ini,” ujarnya.

Sekolah tersebut berjarak sekitar 65 KM dari pusat ibukota kabupaten. Yaitu berlokasi di jalan utama provinsi Banten yang menghubungkan wilayah Panimbang dan Munjul. Walau berdekatan dengan pasar tradisional yang beroperasi dua kali dalam sepekan pada hari Selasa dan Sabtu, SDN Perdana berjarak dekat dengan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Perdana.

“Antara sekolah dan Puskesmas hanya berjarak sekitar 100 meter. Sementara untuk pemetaan warga satuan pendidikan sekolah kami dan begitu juga riwayat perjalanannya,  terdapat sebagian kecil warga di sekitar sekolah yang terbiasa berlalu lalang pulang pergi ke pusat keramaian di Panimbang, Labuan, Pandeglang, Cilegon, Serang, dan Jabodetabek. Namun demikian, mayoritas warga merupakan penduduk lokal yang bermata pencaharian sebagai petani,” papar Edi Brata.

Untuk jarak kediaman peserta didiknya dengan sekolah Ujang menyampaikan relatif dekat, sehingga hampir semua peserta didik melakukan perjalanan menuju sekolah dengan berjalan kaki.

“Selama masa Pandemi Covid-19 ini, pada bulan Juli 2020 selama tiga pekan sekolah pernah melaksanakan PTM. Pada saat itu, berdasarkan petunjuk dari pemangku kebijakan dengan mengalokasikan dana BOS, sekolah kami pun telah memenuhi standar daftar periksa kesiapan satuan pendidikan dalam melaksanakan PTM. Untuk memenuhinya, pada akhir bulan Mei sekolah telah menyediakan tempat cuci tangan pada beberapa titik strategis sekolah, melakukan revitalisasi toilet, dan membeli thermogun​ ​, serta menyediakan masker bagi seluruh peserta didik dan warga sekolah,” imbuhnya lagi.

Sementara, pembelajaran dengan pendekatan Belajar dari Rumah (BDR) berdasarkan pengalaman yang pernah dilakukan sebelumnya, tidak dapat dilaksanakan secara maksimal. “Berdasarkan hal tersebut sekolah kami, SDN Perdana menyatakan siap melaksanakan PTM,” tegasnya.

Cerita lain disampaikan juga oleh wakil kepala sekolah SD Islam Al Azhar 23 Jatikramat, Kota Bekasi. Beliau menyampaikan bahwa SD Islam Al Azhar 23 Jatikramat, selama masa Pandemi ini telah melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh dengan baik, murid dan guru masih bisa bertatap muka meskipun secara virtual melalui media video conference (Zoom Meeting).

Akan tetapi dalam menyikapi SKB 4 Menteri, SDI Al Azhar sudah mengambil langkah-langkah dalam hal persiapan untuk Pembelajaran Tatap Muka yang muai dilaksanakan pada Januari mendatang.

“Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam hal mempersiapkan Pembelajaran Tatap Muka diantaranya pimpinan sekolah beserta tim menginventaris hal-hal yang harus dipenuhi sesuai dengan daftar periksa sebagai syarat diperbolehkannya Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Mendata ketersediaan sarana kebersihan dan kesehatan. Jika ada kekurangan atau belum tersedia maka sekolah bersama yayasan akan memenuhi kekurangan tersebut,” ujar Siti Khoerunnisa, S.Pd, Wakil Kepala Sekolah SDI Al Azhar 23 Jatikramat.

Langkah selanjutnya dalam persiapan PTM, SDI Al Azhar 23 juga memastikan sekolah mampu mengakses fasilitas pelayanan kesehatan. Selain itu juga berkoordinasi untuk dapat bekerjasama dengan puskesmas atau klinik terdekat. Sebagai pemetaan terhadap aspek kesehatan (comorbid​ control​), akses transportasi dan riwayat perjalan peserta didik beserta keluarganya, sekolah mengirimkan survey google​ form​ untuk diisi terkait hal-hal tersebut.

“Selain itu juga mengumpulkan data atas informasi persetujuan dari orang tua peserta didik melalui survey google form​,” imbuhnya.

Sementara dari aspek moda transportasi, Siti Khoerunnisa melanjutkan seluruh peserta didik menggunakan kendaraan pribadi baik itu mobi maupun motor. Bahkan ada yang berjalan kaki atau bersepeda.

“Untuk kelengkapan peserta didik seperti masker, face​ shield, hand sanitizer dan kebiasaan hidup sehat dan bersih pun juga sudah sangat baik. Meski demikian, kesediaan atau izin yang diberikan orang tua ternyata masih kurang. Masih lebih banyak orang tua yang menginginkan anaknya PJJ daripada PTM dimana hasil surveynya itu 64,3 % tidak bersedia dan 35,7 % bersedia,” papar Nisa.

Siti menjelaskan, data perizinan PTM tersebut dilakukan sebelum sosialisasi dengan pihak komite maupun orang tua murid. Akan tetapi pihak sekolah akan merencanakan untuk mensosialisasikan kepada seluruh orang tua peserta didik setelah musyawarah dengan pihak-pihak terkait, yaitu, Yayasan Pusat (YPI AL Azhar), Yayasan Kerjasama (YPIK PAM JAYA) dan Komite (Jamiyyah SDIA 23).

“Musyawarah atau diskusi tersebut sangat perlu dilakukan untuk menyamakan persepsi dan menjadi acuan dalam pengambilan keputusan dari pihak sekolah untuk menyelenggarakan Pembelajaran Tatap Muka. Meski demikian SDI Al Azhar 23 Jatikramat sejauh ini telah mengupayakan dan siap jika Pembelajaran Tatap Muka jadi dilakukan dengan segala ketentuan atau syarat yang harus dipenuhi,” pungkasnya. (Tim Penilaian, Direktorat Sekolah Dasar)