Satuan pendidikan, khususnya para guru, harus mampu mengoptimalkan sarana-sarana di sekitar yang dapat digunakan sebagai fasilitas pembelajaran, baik secara daring (dalam jaringan), luring (luar jaringan) maupun kelompok. Sehingga Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di masa pandemi Covid-19 bisa efektif dan tidak membosankan bagi siswa.

“Merdeka mengajar untuk guru salah satunya dapat dimaknai untuk tidak terkungkung oleh empat dinding kelas dan papan tulis. Merdeka mengajar adalah membawa peserta didik dalam situasi dimana peserta didik tidak hanya duduk diam, dengar, catat dan hafal. Tetapi bagaimana guru harus mengelola pelajaran yang mampu memotivasi peserta didik untuk mengembangkan kompetensinya melalui kemampuan bertanya, mencoba, memperaktekan, mengeksplorasi, menalar, berkarya dan berkomunikasi,” papar Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd., Direktur Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal PAUD, Dikdas dan Dikmen Kemendikbud, Sabtu, 3 Oktober 2020.

Sri Wahyuningsih berbicara dalam Webinar Nasional untuk Guru bertema “Optimalisasi Pemanfaatan Sarana Sekolah di Masa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)” yang diselenggarakan oleh Direktorat Sekolah Dasar Kemendikbud. Ribuan guru dari seluruh Indonesia hadir secara virtual dalam seminar tersebut.

Direktur Sekolah Dasar Kemendikbud melanjutkan, bersikap kreatif dan inovatif merupakan bagian dari karakter kompetensi abad 21 dimana di dalamnya ada karakter kecepatan berpikir, berpikir kritis, bertanggung jawab dan mampu menyelesaikan masalah, kecakapan komunikasi serta kolaborasi. Karakter-karakter ini merupakan tombak untuk mewujudkan merdeka mengajar.

“PJJ ini memang sebuah tantangan khususnya bagi wilayah-wilayah yang memang tidak bisa mengikuti pembelajarn daring, tapi kita harus tetap melakukan PJJ karena situasi dan kondisi. Agar PJJ tetap berjalan sesuai mutu pendidikan para pengajar harus mengoptimalkan sarana-sarana pembelajaran yang ada di sekitar kita. Di sinilah guru ditantang untuk mengimplementasikan merdeka mengajar,” kata Sri Wahyuningsih.

Dalam seminar nasional ini hadir pula para narasumber yaitu Dr. Candra Irawan, M.Si.QIA,CFrA (Pemeriksa Ahli Utama di ITJEN Kemendikbud), Suherman, SH (Kepala Dinas  Pendidikan Natuna), Niken Eka Priyani, S.Pd (SDN 29 Idai Kec Ketungau Hulu Kab. Sintang), Nur Fitriana, M.A (PTP Ahli Muda Direktorat SD Kemendikbud), Fatmawati, S.Pd.SD (Guru Kelas SDN 001 Sebatik Tengah), Theresia Sri Rahayu, S.Pd (SDN Waihibur Sumba Tengah, NTT)  dan Wahyu Hariyadi, M.A (Direktorat SD Kemendikbud).

Fatmawati, S.Pd.SD., guru kelas SDN 001 Sebatik Tengah berbagi pengalaman, untuk menunjang kegiatan PJJ secara optimal ia melakukan kegiatan mengajar dengan memenfaatkan fasilitas yang ada seperti melalui group whatsapp untuk kegiatan mengjar daring. Sementara untuk kegiatan luring, ia memberikan tugas kepada murid menyusun ayat Al-Quran untuk siswa kelas 3, dan mengajarkan membaca serta menghafal perkalian untuk siswa kelas 2.

“Selain itu juga, menjelaskan operasi hitung bilangan bulat melalui video WA serta menjelaskan operasi hitung bilangan bulat melalui aplikasi Camtasia,” ujarnya.

Theresia Sri Rahayu, S.Pd., pengajar di SDN Waihibur Sumba Tengah NTT mengatakan, PJJ yang dilakukan secara luring (luar jaringan) di sekolahnya secara teknis adalah siswa dibagi ke dalam beberapa zona tempat tinggal guru, membuat LKS atau bahan ajar, kemudian guru mengunjungi siswa sesuai jadwal di zona masing-masing.

“Sementara itu untuk mengoptimalkan sarana mengajar, guru mengajak siswa menonton video yang dibuat oleh guru melalui perangkat laptop. Sementara itu untuk LKS inovatif, guru mencetak LKS yang berupa permainan papan. Untuk lingkungan fisik, sosial dan budaya, guru melakukan pemanfaatan kebun pintar dan lingkungan sekitar rumah siswa,” jelasnya.

Theresia menambahkan, siswa diajarkan untuk memanfaatkan sosial media seperti mengunggah pesan pagi di facebook, melakukan video pembelajaran di channel youtube milik guru, membuat grup whatsapp untuk berkomunikasi serta pengenalan aplikasi penilaian: quizizz. (*)