Kunjungan Direktur Sekolah Dasar ke Dyatmika School

Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK) atau yang lebih dikenal sebagai Sekolah Internasional menghadapi tantangan berat di masa pandemi Covid-19. Pembelajaran yang dilaksanakan secara jarak jauh dinilai kurang efektif oleh para orang tua murid. Dampaknya, banyak orang tua menarik anaknya dari SPK.

“Saya memahami kesulitan yang dialami sekolah-sekolah SPK di masa pandemi Covid-19 ini. Orang tua murid merupakan sumber utama pembiayaan sekolah. Namun, banyak orang tua murid perekonomiannya terganggu oleh pandemi,” kata Direktur Sekolah Dasar, Kemendikbudristek, Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd saat mengunjungi Dyatmika School di Denpasar, Bali, pada Rabu, 2 Juni 2021.

Sri Wahyunngsih mengatakan, Dyatmika School merupakan salah satu SPK yang mampu bertahan di tengah situasi sulit. Sebab, sekolah ini mampu mempertahankan kualitas pembelajaran, meskipun sebagian besar dilakukan secara jarak jauh. Para guru berhasil melakukan inovasi pembelajaran menggunakan media digital. Sehingga pembelajaran jarak jauh berjalan efektif dan menyenangkan.

Direktur Sekolah Dasar Bersama Guru-Guru Dyatmika School

Sri Wahyuningsih berkelilng sekolah ditemani Kepala Sekolah Dyatmika, Julie dan beberapa guru. Dyatmika School siap melaksanakan pembelajaran tatap muka pada bulan Juli mendatang. Sekolah yang luasnya belasan hektare itu menyiapkan protokol kesehatan yang ketat untuk pembelajaran tatap muka.

Area sekolah yang hijau dan asri menjadi nilai plus tersendiri untuk penyelenggaraan pembelajaran tatap muka. Di kelas, selain jarak antar bangku minimal dua meter, sirkulasi udara juga bagus. Bahkan, saat kunjungan Direktur Sekolah Dasar, sudah ada beberapa kelas yang melaksanakan pembelajaran tatap muka di ruangan terbuka.

Kunjungan Direktur Sekolah Dasar ke Dyatmika School

Kelas tersebut berdekatan dengan kebun sekolah yang ditanami berbagai macam tanaman pangan, rempah-rempah dan bunga. Selain belajar di kelas, anak-anak bisa bermain dan berkebun. “Ini bagus untuk pendidikan ketahanan pangan,” ujar Sri Wahyuningsih.

Kunjungan Direktur Sekolah Dasar ke Dyatmika School

Direktur Sekolah Dasar juga memuji kekompakan para orang tua murid. Mereka selalu terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan sekolah. Untuk pembelajaran tatap muka ini, 90 persen orang tua murid setuju. Mereka yakin pihak sekolah bisa menerapkan protokol kesehatan dengan baik.

Julie, Kepala Sekolah Dyatmika menegaskan, sekolahnya sudah siap melaksanakan pembelajaran tatap muka. Dyatmika School sudah mempersiapkan protokol kesehatan bersama Bali Safe, sudah memenuhi daftar periksa, membentuk Satgas Covid-19 Sekolah dan melakukan perjanjian dengan PTFA (komite orang tua).

Kunjungan Direktur Sekolah Dasar ke Dyatmika School

“Kami sudah membuat surat persetujuan orang tua untuk pembelajaran tatap muka. Pihak sekolah sudah melakukan komunikasi dengan Satgas Covid-19 Banjar Tangtu. Tidak hanya itu, kami juga sudah melakukan observasi protokol kesehatan bersama puskesmas Denpasar Timur,” terang Julie.

Dyatmika School Sudah Mempersiapkan Sarana Cuci Tangan

Sekolah Dyatmika merupakan salah satu sekolah di Bali yang menerapkan kurikulum pendidikan internasional. Yaitu menggunakan kurikulum K13 dan Cambridge International School.

“Untuk kurikulumnya, jenjang PG sampai TK-A kita menggunakan MLC yaitu Western Australia Framework. Lalu dari kelas TK usia 5 tahun sampai kelas 6 SD itu menggunakan kurikulum Cambridge Primary. SMP dan SMA menggunakan Cambridge Lower Secondary dan Cambridge AS and Advance,” jelas Julie.

Standar kompetensi lulusan sekolah Dyatmika sendiri sama halnya dengan Profil Pelajar Pancasila yang selama ini disosialisasikan oleh Kemendikbudristek. Pertama, pembelajaran sosial dan kewarganegaraan di mana terdapat pembelajaran mengenai persahabatan, berpikir global, kerja tim, tanggung jawab terhadap lingkungan serta memiliki rasa empati.

Kemudian ada kompetensi standar di mana para siswa mempelajari cara belajar yaitu ketekunan, ketahanan, berpikir dan berperilaku positif. Tidak hanya itu siswa juga diajarkan bagaimana cerminan kejujuran serta kesabaran.

“Standar belajar lainnya yang diajarkan pada siswa adalah secara individu mencakup pembelajaran kepemimpinan, kemandirian, rasa hormat, bertanggung jawab, percaya diri. Dan yang terakhir ada pembelajaran untuk masa depan yaitu pemecahan masalah, berpikir kritis, termotivasi, inovatif dan kreatif serta fleksibel,” kata Julie.

Kunjungan Direktur Sekolah Dasar ke Dyatmika School

Ia melanjutkan, kesuksesan sebuah sekolah tidak terlepas dari kerjasama murid, orang tua, serta guru. Oleh karena itu Dyatmika School membentuk asosiasi komite sekolah yang berintegritas yang disebut dengan nama PTFA.

PTFA sendiri merupakan asosiasi orang tua sekolah dengan menggunakan sumber daya yang tersedia dari orang tua sekolah lainnya untuk memelihara komunikasi yang baik. Hal tersebut dicapai dengan menyediakan forum untuk ide-ide konstruktif dan umpan balik yang mengalir di antara pihak sekolah dan orang tua.

“Kami mendorong orang tua untuk mengambil peran aktif dalam Dyatmika School dengan menghadiri rapat ataupun mendukung pekerjaan komite-komite di PTFA,” imbuh Julie.

Selain menjalin kerjasama yang baik dengan orang tua murid, pihak sekolah juga menjalin kerjasama dengan penduduk sekitar. Sekolah Dyatmika memberdayakan penduduk sekitar untuk dilatih dan dididik menjadi tenaga terampil di bidang pendidikan, teknisi, administrasi, kebersihan dan keamanan.

“Sekolah kami sering meminjamkan fasilitas untuk kegiatan sosial warga sekitar. Selain kerjasama dengan orang tua dan masyarakat, sekolah juga menjalin kerjasama dengan sekolah negeri untuk saling mengibaskan praktik baik di sekolah masing-masing. Kerjasama yang dialkukan salah satunya dengan SMA 1 Sukawati,” kata Julie.

Kunjungan Direktur Sekolah Dasar ke Dyatmika School

Sebagai sekolah yang berbasis internasional, Dyatmika School memiliki peserta didik dan tenaga kependidikan multinasional. Siswa warga negara asing di sekolah Dyatmika tercatat sekitar 21% atau sebanyak 111 siswa. Warga negara Indonesia sebanyak 44% atau 256 siswa dan yang campuran ada 35% atau sekitar 190 siswa.

Sementara guru-gurunya sendiri, tenaga internasional ada 19 orang yang lulusan sarjana, sementara yang magister ada sekitar 10 orang. Jumlah guru lokal ada 25 orang yang sarjana, dan magister ada 11 orang. Guru internasionalnya sendiri dari tahun 2020-2021 ada sekitar 4% dari Australia, 7% dari Inggris, 18% dari Denmark dan 71% dari Irlandia.

Para alumni sekolah Dyatmika banyak yang diterima di universitas-universitas ternama, baik di dalam maupun luar negeri. Seperti Korea University, USA San Diego, University of Amsterdam, Universitas Indonesia, Imperial College London dan masih banyak lagi. (Hendriyanto)