Sumber foto: BKHM Kemendikbudristek

Direktorat Sekolah Dasar, Kemendikbudristek telah menyusun gerakan Tunas Pancasila sebagai upaya mewujudkan Profil Pelajar Pancasila di sekolah dasar. Gerakan tersebut akan diimplementasikan melalui pemilihan Duta Profil Pelajar Pancasila di satuan pendidikan yang akan disebut sebagai Tunas Pancasila.

“Semua peserta didik pada hakekatnya adalah Tunas Pancasila. Dari tiap sekolah dasar akan dipilih 6 orang sebagai duta. Mereka merepresentasikan enam indikator Profil Pelajar Pancasila yaitu bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, bergotong royong dan berkebhinekaan global. Pemilihan akan diserahkan kepada pihak sekolah karena mereka yang memahami karakter setiap peserta didik,” kata Direktur Sekolah Dasar, Dra. Sri Wahyuninhsih, M.Pd di Jakarta, Senin, 10 Mei 2021.

Beliau melanjutkan, Duta Profil Pelajar Pancasila ini diharapkan menjadi agen perubahan di setiap sekolah dasar. Mereka bisa memberikan pengaruh baik dan bisa mempercepat internalisasi nilai-nilai Pancasila melalui enam indikator Profil Pelajar Pancasila. ”Ini merupakan satu upaya percepatan perwujudan visi pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, mewujudkan Indonesia Maju,” katanya.

Tujuan gerakan Tunas Pancasila adalah supaya dunia pendidikan dasar mampu menyemai tunas-tunas Pancasila sebagai hakikat pendidikan di Indonesia. Dengan gerakan ini, satuan pendidikan diharapkan akan lebih matang mempersiapkan karakter dan watak anak didik menjadi pribadi yang mumpuni pada masa depan.

“Gerakan Tunas Pancasila juga merupakan upaya dalam rangka deradikalisasi di dunia pendidikan secara terstruktur yang dimulai oleh Direktorat Sekolah Dasar pada tahun 2021,” kata Sri Wahyuningsih.

Direktorat Sekolah Dasar, lanjutnya, sudah sejak beberapa bulan lalu membahas dan menyusun konsep Tunas Pancasila. Perumusan konsep Tunas Pancasila dilakukan pada 25-27 Maret 2021. Kemudian, Direktorat Sekolah Dasar juga telah melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia. Hal itu dilakukan dalam Rapat Koordinasi Direktorat Sekolah Dasar Tahap I hingga Tahap IV di Tangerang dan Surabaya pada bulan April lalu.

”Diharapkan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota sudah mulai bergerak mempersiapkan tunas-tunas Pancasila di sekolah dasar,” kata Sri Wahyuningsih.

Rencananya, gerakan Tunas Pancasila akan di-launching pada 1 Oktober 2021 mendatang. “Ketika dilaunching nanti, gerakan ini sudah lengkap dengan aksi-aksi nyata yang akan kami lakukan,” kata Sri Wahyuningsih.

Sumber foto: BKHM Kemendikbudristek

Seperti diketahui, Kemendikbudristek mengemban tugas mewujudkan Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, bergotong royong dan berkebhinekaan global.

Visi tersebut menggambarkan komitmen Kemendikbudristek mendukung terwujudnya visi dan misi Presiden melalui pelaksanaan tugas dan kewenangan yang dimiliki secara konsisten, bertanggung jawab, dapat dipercaya, dengan mengedepankan profesionalitas dan integritas.

Pancasila lahir dari penggalian khazanah kehidupan bangsa yang mendiami wilayah Nusantara. Dia merupakan produk otentik dari denyut kehidupan para pendiri bangsa yang mencita-citakan tegaknya negara dan bangsa. Perenungan mereka atas Pancasila bukanlah perenungan sesaat, melainkan hasil perenungan yang mendalam.

Watak filosofis Pancasila yang tercermin dalam nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, kebijaksanaan, dan keadilan merupakan teks yang bernilai tinggi. Dia merupakan puncak peradaban yang selama ini dicari oleh para bijak bestari dan dalam sanubari yang paling halus dalam jiwa manusia.

Nilai-nilai yang dikandung dalam Pancasila merupakan nilai yang universal dan karena itu bersifat fitrah kemanusiaan. Fitrah kemanusiaan ini pada akhirnya akan membimbing pada kebaikan. Oleh karena itu warisan Pancasila merupakan penemuan hasil dari problematika kompleks dan paling musykil pada saat itu.

”Tugas kita sebagai generasi penerus telah dimudahkan jalannya, tinggal menyesuaikan dengan konteks perkembangan zaman. Oleh karena itu, peserta didik dari jenjang sekolah dasar merupakan tunas Pancasila yang akan menjadi Duta Profil Pelajar Pancasila,” kata Direktur Sekolah Dasar.

Sri Wahyuningsih melanjutkan, ibarat biji tumbuhan yang ditanam dalam tanah, akan berusaha menjadi tunas yang muncul ke permukaan tanah. Tunas itu  akan berjuang mengatasi berbagai hama dan gangguan yang menjadikannya pohon yang berbuah dan memberi manfaat bagi sekitarnya.

“Pendidikan dasar adalah momentum menyemai biji Pancasila dan mempersiapkan tunas-tunas Pancasila baru yang muncul di permukaan,” ujar Direktur Sekolah Dasar.

Beliau menegaskan setiap peserta didik dalam pendidikan dasar merupakan biji yang sama diperlakukan dan harus dirawat sesuai dengan tumbuh kembangnya manusia sebagai makhluk yang memiliki kehendak. Selain itu, peserta didik yang memiliki fitrah kemanusiaan pada dasarnya memiliki segenap potensi Pancasila.

Lingkungan pendidikan yang menjadi salah satu ruang hidup nilai Pancasila merupakan laboratorium tumbuh kembangnya nilai Pancasila. Tunas-tunas Pancasila inilah yang nampak dalam permukaan dan memiliki potensi yang sama menjadi manusia Indonesia sesungguhnya.

Berbeda dengan dunia tumbuhan yang sangat sederhana, maka dunia manusia memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi sesuai derajatnya sebagai makhluk yang paling sempurna. Oleh karena itu, untuk menumbuh-kembangkan semaian yang baik harus didukung pula dengan lingkungan yang memberikan ekosistem yang baik.

”Tiga dosa besar di satuan pendidikan, khususnya jenjang sekolah dasar yang disampaikan oleh Mendikbudristek Nadiem Makarim seperti perilaku intoleransi, kekerasan seksual dan perundungan (bullying), memerlukan pendekatan yang cocok untuk diatasi dengan memperkuat nilai fitrah kemanusiaan,” katanya.

Sehingga menanamkan nilai Pancasila yang sesuai dengan watak pendidikan dasar menjadi tantangan dunia pendidikan, khususnya pendidikan dasar. Tunas yang muda, lebih mudah untuk diarahkan dan dibentuk ketimbang dia sudah mengeras dan sulit untuk diluruskan. (Hendriyanto)

Untuk melihat dokumen konsepsi Tunas Pancasila selengkapnya, klik di bawah ini.

KONSEPSI TUNAS PANCASILA SEBAGAI DUTA PROFILE PELAJAR PANCASILA